Pendidikan pada hakekatnya adalah
kesadaran untuk mengembangkan kepribadian dan ketrampilan dan kemampuan yang
berlangsung seumur hidup yang dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.Tujuan pendidikan ialah perubahan
yang diharapkan pada subyek didik setelah mengalami proses pendidikan
yang baik pada kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya di mana individu itu
hidup[1].Pendidikan Islam
adalah tindakan yang
dilakukan secara sadar dengan
tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya) insani
menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil)[2].
Keluarga merupakan suatu bentuk
masyarakat terkecil yang mendasar dalam pendidikan anak. Dari dalam keluarga
tersebut anak memperoleh pendidikan, bahkan perilaku orang tua ketika anak
masih dalam kandungan juga akan membawa pengaruh terhadap kepribadian
anak. Semua perilaku orang tua yang
dilihat dan didengar oleh anak merupakan pengalaman atau pendidikan bagi anak
tersebut. Anak sebagai dambaan orang tua merupakan amanah Allah yang harus
dipertanggungjawabkan. Anak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dari
orang tuanya untuk mengembangkan kemampuan dasar atau fitrah yang akan berguna
bagi kelangsungan hidupnya.Disamping orang
tua bertanggungjawab terhadap pendidikan
anak, orang tua juga bertanggung jawab dalam memelihara keselamatan kehidupan
keluarganya. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat
6 :
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ
وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ
مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ٦
Artinya :
“Hai
orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan- Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.[3]
Orang
tua sebagai pendidik
dalam lingkungan keluarga
untuk mendidik anak-anaknya, agar anak-anaknya dapat lebih minat dalam
belajar di sekolah, orang tua harus dapat memperhatikan dan dapat memenuhi
kebutuhan rohani dan jasmani anak. Kunci utama dalam mengarahkan kebutuhan
pendidikan anak terletak pada orang tua. Maka dari itu orang tua harus selalu
memperhatikan dan memberikan bimbingan yang baik dan menciptakan suasana
lingkungan keluarga yang harmonis agar anak merasa tenang dan nyaman sehingga
anak mampu mengembangkan potensinya[4].
Orang tua mempunyai kedudukan yang penting di
hadapan anak mereka karena orang tua merupakan orang yang pertama dan utama
yang dikenal anak dalam mendidik dan memberikan perhatian belajar kepada anak.
Kemampuan orang tua dalam memahami anak dan memberikan perhatian atau bimbingan
sangat dibutuhkan, karena dengan perhatian dan bimbingan tersebut
anak akan merasa
tenang dan nyaman
dan lebih bersemangat dalam belajar. Dengan
demikian minat belajar anak di sekolah akan lebih meningkat.
Sehubungan dengan adanya fenomena yang terjadi dikalangan Siswa-Siswi Madrasah
Ibtidaiyah Senet
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016 Secara umu
penulis melihat lingkungan orang tua masih banyak dalam menuntut ekonomi
keluarga akhirnya orang tua terlalu sibuk dalam bekerja, secara umum penulis
melihat anak menjadi kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ibunya.
Dalam proses pembelajaran di sekolah ada sebagian anak yang kurang
sungguh-sunggguh atau kurang minat dalam belajar, dia sering terlambat, tidak
aktif mengikuti pelajaran.
Sehubungan dengan adanya fenomena yang terjadi dikalangan Siswa-Siswi Madrasah
Ibtidaiyah Senet
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016 penulis kemudian tertarik untuk
meneliti Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Minat Belajar Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Senet Selo Tahun Pelajaran 2015/2016.
0 comments:
Post a Comment