Facebook Twitter RSS Feed
Powered by Blogger.

Cinta abadi Epast band

Cinta bad

VARIASI BAHASA




Variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induksinya. Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.

dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Berkaitan dengan hal tersebut dalam makalah ini akan dibahas mengenai hakikat variasi bahasa dan jenis-jenis variasi bahasa tersebut.

A.  Hakikat Variasi Bahasa
Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan.
Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.

B.  Jenis Variasi Bahasa
Chaer dan Agustina (2010:62) mengungkapkan variasi bahasa itu ada beberapa jenis, diantaranya:
1. Variasi Bahasa dari Segi Penutur
a. Variasi Bahasa Idiolek

Variasi bahasa idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Menurut konsep idiolek. setiap orang mempunyai variasi bahasa atau idioleknya masing-masing.
b. Variasi Bahasa Dialek
Variasi bahasa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Umpamanya, bahasa Jawa dialek Bayumas, Pekalongan, Surabaya, dan lain sebagainya.
c. Variasi Bahasa Kronolek atau Dialek Temporal
Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, variasi bahasa pada tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada masa kini.
d. Variasi Bahasa Sosiolek
Variasi bahasa sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi bahasa ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan lain scbagainya.
e. Variasi Bahasa Berdasarkan Usia
Variasi bahasa berdasarkan usia yaitu varisi bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat usia. Misalnya variasi bahasa anak-anak akan berbeda dengan variasi remaja atau orang dewasa.
f. Variasi Bahasa Berdasarkan Pendidikan
Yaitu variasi bahasa yang terkait dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya, orang yang hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya dengan orang yang lulus sekolah tingkal atas. Demikian pula, orang lulus pada tingkat sekolah menengah atas akan berbeda penggunaan variasi bahasanya dengan mahasiswa atau para sarjana.
g.  Variasi Bahasa Berdasarkan Seks
Variasi bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis kelamin dalam hal ini pria atau wanita. Misalnya, variasi
bahasa yang digunakan o!eh ibu-ibu akan berbeda dengan varisi bahasa yang digunakan oleh bapak-bapak.
h. Variasi Bahasa Berdasarkan Profesi
Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis profesi, pekerjaan dan tugas para penguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang digunakan oleh para buruh, guru, mubalik, dokter, dan lain sebagninya tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.
i. Variasi Bahasa Berdasarkan Tingkat Kebangsawanan
Variasi bahasa berdasarkan lingkal kebangsawanan adaiah variasi yang lerkail dengan lingkat dan kedudukan penuliir (kebangsawanan atau raja-raja) dalam masyarakatnya. Misalnya, adanya perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh raja (keturunan raja) dengan masyarakat biasa dalam bidang kosa kata, seperti kata mati digunakan untuk masyarakat biasa, sedangkan para raja menggunakan kata mangkat.
j. Variasi Bahasa Berdasarkan Tingkat Ekonomi Para Penutur
Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah variasi bahasa yang mempunyai kemiripan dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan hanya saja tingkat ekonomi bukan mutlak sebagai warisan sebagaimana halnya dengan tingkat kebangsawanan. Misalnya, seseorang yang mempunyai tingkat ekonomi yang tinggi akan mempunyai variasi bahasa yang berbeda dengan orang yang mempunyai tingkat ekonomi lemah.
Berkaitan dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat golongan, status dan kelas sosial para penuturnya dikenal adanya variasi bahasa akrolek, basilek, vulgal, slang, kulokial, jargon, argoi, dan ken. Adapun penjelasan tentang variasi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
1)   Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi darivariasi sosial lainya;
2)   Basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan
dipandang rendah;
3)   Vulgal adalah variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pada pemakai bahasa yang kurang terpelajar atau dari kalangan yang tidak berpendidikan;

4)   Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia;
5)   Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yang cenderung menyingkat kata karena bukan merupakan bahasa tulis. Misalnya dok (dokter), prof (profesor), let (letnan), nda (tidak);
6)   Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok sosial tertentu. Misalnya, para montir dengan istilah roda gila, didongkrak, dll;
7)   Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh profesi tertentu dan bersifat rahasia. Misalnya, bahasa para pencuri dan tukang copet, barang dalam arti mangsa, daun dalam arti uang, dll;
8)   Ken adalah variasi sosial yang bernada memelas, dibuat merengek-rengek penuh dengan kepura-puraan. Biasanya digunakan oleh para pengemis.
2.    Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan pemakaian atau funsinya disebut fungsiolek atau register adalah variasi bahasa yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang jurnalistik, militer, pertanian, perdagangan, pendidikan, dan sebagainya. Variasi bahasa dari segi pemakaian ini yang paling tanpak cirinya adalah dalam hal kosakata.
Setiap bidang kegiatan biasanya mempunyai kosakata khusus yang tidak digunakan dalam bidang lain. Misalnya, bahasa dalam karya sastra biasanya menekan penggunaan kata dari segi estetis sehingga dipilih dan digunakanlah kosakata yang tepat.
Ragam bahasa jurnalistik juga mempunyai ciri tertentu, yakni bersifat sederhana, komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan mudah; komunikatif karena jurnalis harus menyampaikan berita secara tepat; dan ringkas karena keterbatasasan ruang (dalam media cetak), dan keterbatasan waktu (dalam media elektronik). Intinya ragam bahasa yang dimaksud di atas, adalah ragam bahasa yang menunjukan perbedaan ditinjau dari segi siapa yang menggunakan bahasa tersebut.
3.    Variasi Bahasa dari Segi Keformalan
Joos (Chaer dan Agustina, 2010:70) membagi variasi bahasa atas lima macam, yaitu:
a.    Ragam Beku (frozen)
Gaya atau ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan pada situasi-situasi hikmat, misalnya dalam upacara kenegaraan, khotbah, dan sebagai nya.
b.    Ragam Resmi (formal)
Gaya atau ragam resmi adalah variasi bahasa yang biasa digunakan pada pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat, dan lain sebagainya.
c.    Ragam Usaha (konsultatif)
Gaya atau ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim dalam pembicaraan biasa di sekoiah, rapat-rapat, atau pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi.

d.   Ragam Santai (casual)
Gaya bahasa ragam santai adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu istirahat dan sebagainya.
e.    Ragam Akrab (intimate)
Gaya atau ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan leh para penutur yang hubungannya sudah akrab. Variasi bahasa ini biasanya pendek-pendek dan tidak jelas.
4.    Variasi Bahasa dari Segi Sarana
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Misalnya, telepon, telegraf, radio yang menunjukan adanya perbedaan dari variasi bahasa yang digunakan. Salah satunya adalah ragam atau variasi bahasa lisan dan bahasa tulis yang pada kenyataannya menunjukan struktur yang tidak sama.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. (2010). Sosiolinguistik (Perkenalan Awal). Jakarta: Rineka Cipta.
Saragih, Ferdinan. (2010). Variasi Bahasa. [Online].
Tersedia:http://ferdinan01.blogspot.com/2009/02/sosiolinguistik-variasi-bahasa.html. [06 Oktober 2012].


BANK SOAL UKK MATEMATIKA 2 SD 2015




http://www.docdroid.net/xshg/soal-ukk-mat-kls-2-2015.pdf.html

UNTUK DOWNLOADNYA BISA DI LINK BERIKUT :
http://www.docdroid.net/xshg/soal-ukk-mat-kls-2-2015.pdf.html
DAN
( BENTUK WORD OFICE)

ALAMKU





lagu ini adalah buah dalam kehidupan di sekitarku. saya menciptakan lagu ini berawal dari kepulangan saya saat merantau tahun 2005. yang sangat rindu akan suasana alam disekitar rumahku.

PAMIT



PAMIT
            Ananing tresna iklas tanpa bisa sesandingan saumuring urip lan panerusing manah ati menawa urip kudu mlaku ing sajeroning rodaNe, ananing urip kui ana telung werna kang kudhu bisa dilampahi yaiku masalah, goda, lan wektu. manungso sing bisa nata uripe kanthi apik ing sajeroning nglampahi lelampahan ing rodaNe. manungso Sing bakal seneng lan bungah uripe.
            Reza sing lagi wae lulus sekolah sma ana ing sala lan nerusake sekolah ing universitas bantara sukaharja, reza ing kono jipuk jurusan bahasa jawa mergo wektu sing ora nuntut reza masuk esuk reza jipuk kuliah sore utawa ekstensi ing kono pertama masuk kuliah ing sajeroning kelas reza ketemu kanca-kanca anyar sing anget anggone nanggapi,  ramah tamah lan kenalan anyar bisa ngapus rasa sing mbiyen reza sing uripe dewekan lan ora akeh kanca masaning sma. Ing kono reza katon menengan dewe lan ora kaeh omongan mergo wus kesel anggone bubar kerjo langsung kuliah. Ing sajeroning kenalan kanca-kanca kang katon nyenegake ana sing gawe ngguyu mergo basa jawane kecampur-campur basa indonesia. Suasana katon gumringah lan nyenegake sawise kenalan kuliah pisanan diwiwiti setengahe kuliah ana wong wadon kang telat masuk kuliahe katon kesusu banget kringet gemrobyos ngetok pintu mergo kuliah pisanan ura ana peringatan menawa gur sindiran saka dosene, kanthi kesusu gelek lingguhan kebenaran lingguhe ana sapinggire reza pas ura ana kenalan padha menenge lan katon sajak ora podho kenalan wong loro mau. Mergo akehe mahasiswa sing kuliah nganti kekurangan kursi lan katon panas banget suasanane lagi nulis materi kuliah tanpa disadari wong wadon sing rada ribet nyenggol rezasing lagi nulis materi nyoret setengah bukune. Reza nyentak “Iso alon-alon ra...?!” wong wadon mau kerasa salah jawab “sepurane mas..” reza mbales “ah..usil wae koe ki. Goleki op...!?”, “ iki mau bolpoint ku ketinggalan”.. tanpo suara meneh reza njawab ngulungake bulpoint. Kuliah wes katon rampung banjur padha mulih mergo desene sing jam keloro ora ana wong wadon mau nyapa kareppe ngajak kenalan lan menehake bolpoint mau “ nyo..mas suwun ya..eh jenengmu sapa..?/..aku resti..? karo ngulungake bolpoint lan ngetungke tangan, reza katon meneng mung jawa “ aku reza... ra asik kuliahe...!!” klepat banjur nggenjot montore lan muleh tanpo mbales salaman karo resti mau. Ing batine resti “ owh..setres wonge ki..” sawise kui kuliah katon jadwale  seminggu ping telu lan reza uga resti katon ora podho akrape di banding kanca-kanca liyane. Enem sasi kuliah wis di tempuh mid semester uga wes di tempuh kuliah sing nyenengake mau tan krasa wis nyedaki semesteran, padha sibuk karo gaweane tugas dewe-dewe sing sebagian dosen ora ngekei ulangan semesteran di ganthi tugas omah dewe-dewe lan uga tugas kelompok, udan riwis-riwis ora ngalangi sing pada kuliah mau lan nglewati semesteran libur telung minggu uga wis rampung awal kuliah semester loro di lekasi pada salam jabat tangan mergo suwe ura pethuk karo kanca-kanca resti lan kancane katong seneng cerita liburan kang di isi dolan-dolan lan santai ana ing omah sakliyane kerja, kuliah wiwitan semester loro wus entuk rong minggu ing jeroning kuliah resti katon tingak-tinguk nolah-noleh sajak ana sing ora lengkap kanca-kancane mandang di inget-inget, lan pitakone sajeroning batin “ lhoh reza.. kug rak kuliah tanpo kabar..” resti takon kancane reza sing biasane gojekan bareng lan sak daerah “ dra...konmu kok ora kethok kuliah ki.. metu ta wonge..” andra koncone reza mau jawab “..ora ki.. ora metu wong bar yo tak sms..wingi embuh wonge ki..sok kadang ngilang ngono kui..tak sms neh wes ora mbalesi nganti saiki..”... “ow.. tak kira metu..runtang-runtung wong loro...soulmate mu ilang no..??” resti ngomong karo gojekan “.. halah ora res..hahaha..”  kuliah wis bubar banjur resti bali menyang omahe sing ora adoh saka kampus univet kono” ing kamar resti ngolak-alik buku. Goleki no telephon pas kenalan mbiyen “..nah iki ketemu nomere.. coba tak hubungane..hmmm..ning wegahmen..mengko gek angkuh wonge...hmmm yoes lah tak cobane” resti sawise entuk nomere langsung ngubungi reza suara handphone katon “thuut..thut...” resti sajak grogi arep ngomong op “thut...halo...asalamu'ngalaikum..” ... “ hallo ini reza ya ..” resti njawab nganggo bahasa indonesia “ iyo sopo yo..” wong lanang sing katon lemes jawappe.. “iki reza yo..aku resti” wong lanang mau banjur jawab “ ho'ow.. resti sopo kui..” jawape reza sajake lali karo konca sak kelasse, batine resti “asem kie..” ...  “ anu.. mas.. konca sak kelasmu..napa kok sue ora masuk kuliah..” reza jawab “ ow...resti ta...iki aku urong mulih saka RSU..” ing telphone mau resti kaget mergo reza bar kecelakaan lan wong loro mau telpunan nekokke kabar, lan ngomong-ngomong tugas kuliah sing wis ketinggalan, saya ngakrap hubungane antarane wong loro mau nganti gojekan biasa sawise telpune di tutup mergo wis mbengi lan ngantuk resti ngomong “ ow jebul yo ora jan angkuh..” sawise telpunan mau dino-dino di lewati kanthi biasa sms lan nakokke kabar antarane resti lan reza mau. Nganti sawijining dino reza wes katon sehat lan masuk kuliah. Reza lan resti wis podho ngakrape lan ora katon mungsuhan lan sajak ora kenal maneh, wektune kuliah rampung muleh risik reza kanca sakkelasse wis podho mulih nanging reza lan resti iseh katon jagongan ing sak ngareppe kelas nambah akrape takon lan cerita daerahe, lan ugo pengalaman-pengalamanne kerjo sing wis kepungkur. Kuliah dino-dino liyane wis dilewati katon nyenegake lan reza isih wae katon canggung lan ndeweni sak enenge perkoro tugas kuliah mangan uga ndeweni lan ora tau ajak-ajak kancane sajak iso urip dewe tanpo kanca. Ing kantin kampus  reza lan resti ketemu  saut resti pas ngepasi mangane reza “ rez... koe gur dewekan wae individu banget samar nak kon jajakke piye nak mangan ra tau ajak-ajak..” resti katon mangkel, “ ora biasa wae..” reza jawab sajak santai .. “ ow alah.. wong kog kyog ngono..” bubare mangan lan ngobrol-ngobrol mau reza, reza sithek rodho berubah mergo di kandani resti menawa urip dewekan ki ora pantes nak wong arep bermasyarakat.
            Wulan wes  katon ganti soko panas nganti wayah udan teko rasa ing  sajeroning manahhe reza, sajak seneng mergo urung tau ketemu wong wadon koyo resti sing nggateake solah tingkahe lan akeh ngritik saka kebiasaane. Ngarah nunutun urip sing bisa berbagi, sithik individualismene. Ing wulan desember wulan sing arep-arep resti mergo dewekke kurang telung dino ulang tahun ura ana kanca sakkelas sing ngerti kajobo reza mergo wes cerak karo resti mau. Mergo resti wonge ora thek nggagasan bab sing koyo mengkono mau karo konco liyane lan uga karo reza. Mergo resti sing katon dewasa lan mikir adoh sakdurunge nglakoni urip, reza katon seneng sajak tresna karo resti, ngepasi ulang tahune resti reza ngekei kado reza lan ing sak jeroning kado mau isine rasa sing jujur di tulis ana ing salembaring kertas isine reza bener-bener lan percoyo opo sing dirasakke reza mau wujut tresno sing ora ngerti asale saka ngendi sapungkure cerak lan butuh mergo resti lan mung resti sing bisa ngandani becik alane, ngritik lan sithek ngandani opo sing dadi polah tingkahe reza. Iras karo di selipke gelang alit ing sajeroning kado mau.
            Kaget resti nompo hadiah pisanan sing lagi wae kenal wis ngadiahi barang sing dinaggep penting ing sajeroning hubungan katresnan. Resti banjur telpon lan nakokke nenani apa ora kleru hadiah sing di wenehake resti mau kanti bating campur bawur resti bungah lan ora nyangka ana wong menengan sing katon ora nggatekake jebul nduweni maksud sing radha tenanan aggone njalani katresnan, resti sing bungah mergo kado mau ora gelem ngwenehi jawaban karo reza menawa deweke gelem lan orane di jak sesandingan katresnan sadurunge nikahan, sawise kui resti katon kaku lan atos manahe wis ora tau guyonan manising lambe sing biyene katon bungah, mosam-mesem ngguya-ngguyu saiki koyo sidem lan katon akeh pikiran. Reza sig nggatekke solah tingkahe resti mau banjur nakoni ing salah sijine restoran sawise bubar kuliah, reza takon op sing ndadekake resti ora katon koyo biasane lan nerka-nerka apa mergo hadiah sing wenehake minggu-minggu wingi ora nuju pranani marang dewekke. Resti sing isih katon nduweni beban mau njelasake menawa saiki dewekke urung bisa menehi jawaban marang reza merga dewekke dewe urung bisa ngrampungi masalahe kono dewe resti nyritaake menawa deweke nduweni masalah sing luwih ngentekke setengah uripe sedina mung kanggo mikirakke masalahe mau, resti jebulle nduweni pasangan katresnan sing wis suwe di lakoni wong loro runtang-runtung wong loro wis dilakoni masaning angel urip wis di lakoni antarane resti lan pasangane kui mung sing dadi masalahe resti dewekke wis suwe banget ora gathuk marang pasangane mau mergo kasare tindak polahe sing lanang opo iyo imam sing nuntun resti mau kasar lan galak marang resti ing ngareppe bapa lan ibune resti, naging resti ora bisa opo-opo mergo budine sing lanang mau wes katon adoh lan hubungane antara keluargane resti marang wong lanang mau wis katon rumaket sajak koyo lawang lan dempelan sing wis nyatu nutup apa arahe angin lan rereget. Resti uga bingung mergo ora bisa diapusi ugo tresna karo reza mau naging opo meneh sing arep di lakoni resti ngungak apa sing wis dilakoni antarane resti lan wong lanang mau wes bajut adoh lan angel anggone pisah. Apa sing di gayuh kelakone penghasilane kerjo uga saka nggone pasangane mau, resti bener-bener ora isa metu saka masalah iki mau.
             Reza meneng bingung sajak salah nyalahake dewekke dewe napa rasa kui kesusu di omongke marang resti lan nopo ora golek sisik melik disik sak durunge ngomongake opo sing di rasakke reza mau nanging resti uga ngakoni opo sing dadi rasane resti lan ora bisa nutupi opo sing dirasakke menawa deweke resti uga seneng karo reza luwih saka reza. Sak pungkungkure ngobrol ikimau reza lan resti padha kakune lan katon ora guyonan wong loro mau koyodene ono sekat antarane wong loro mau, resti usahane ura leren anggone ndonga lan njelasake marang wong tuane lan pasangane mau menawa resti wis suwe ora nduweni rasa tresna maneh naging pasangane mau katon ora peduli lan iso ora iso kudu ora kudu resti arep nikahi mbesuke, resti bingung tanpo arah lan semono uga reza kang katon murung saben-saben takon marang deweke dewe lan ndonga napa lampahane tresna sing di arep-arep lan sing di idamake sing mbiyene ora tau ketemu wong sing becike koyo resti kudu mlaku pincang ora jejeg. Ing esuk umun-umun wulan februari langit katon biru semleret mendung lan uga sengenge sing lagi katon ngindik, embun katon nelesi gegodhongan seger suasanane pegunugan mergo omahe reza daerah pegunugan kang hawane adem, reza iseh turu mergo kesel bubar kerjo lan kuliah ndekwingi tiba-tiiba ing sak pinggire nggone le turu krungu suara “....sssss...duarrrr...” reza kaget banjur noleh bingung lan bingah “selamat ullang tahun..” resti ngagetke reza, reza tanpo ngomong isen bablas nyang kamar mandi raup uga adus, sawise kui reza banjur takon marang resti “..res... koe kok ngerti omahku..” resti jawab sinambi mosam-mesem “..aku kok rez... aja sepelekke aku ya..” resti ngajak guyonan “ aku jan ra ngiro..koe teko kene res..” resti katon bungah jawab “..hehehe.. aku pancen nggawe surprize karo koe...selamat yo..” reza iseh katon bingung lan setengah seneng mergo wong sing di tresnani teko ra songko-songko.. sapungkure ngrayake ulang tahun mau resti jawab apa sing dadi rasane ati resti menawa uga tresna karo reza lan nanting opo isih gelem mlaku bebarengan nglakoni tresna senajan delikan saka runtikane masalah kang ngrubungi wong loro mau, kanthi manah lilo reza jawab gelem rakitungo nglakoni katresnan kanthi setengah ati sing bakal di lakoni. Sawise resti lan reza mlaku bareng ing saduwuring tresna wong loro mau koyo-koyo wong loro mau nyiapke perlu sadurunge bebojoan tanpo ra nyadari enenging gunung masalah gedhe kang bakal di temoni pemburine, taun ganti taun wulan ganti wulan dino-dino di lewati kanthi bungah lan sithik masalah emosi sing biso di rampungi kanthi sempurno, kuliah wes rampung lan wong loro mau wes nyandang sarjana pendidikan mental ugo pamikirane wong loro mau tambah mateng tambah mateng ugo tresnane wong loro ngati ing sawijining dino tanpo di ngerteni resti lan reza pasangane resti mau nglamar lan tanpo taren resti, bapa uga ibune mau nompo opo sing dadi niat kekeluargan pasangane resti mau, nganti ana ing sajeroning resti muleh kerjo wes telung dino saka lamaran mau resti lagi di kei ngerti, emosi, kalut, lan sedih sing diraksakke resti, ana ing sacedaking wisatat omahe reza mau wong loro podho ketemu lan ing kono resti ngomongake opo sing di alami lan ngomongake opo sing wes kedadean karo keluargane lan dewekke, reza mung meneng tanpo wicoro kaku raiso ngekei dalan keluar lan mung meneng, resti ngerti koyo mengkono mau langsung nesu-nesu lan langsung wae lungo karo ngomongake ... “...ati lan batinku tresnoku kanggo koe...nangin yen koe mung meneng ngono kui berarti koe yoes lilo aku urip kanti paksaan...lan awakku gelem sinau yen koe wes lilo senajan batin lan atiku koyo ngono mau...” ngomonge resti karo nahan seseg nangis   nanging reza iseh meneng batine reza ora iso ngopo-ngopo mergo kui wes dadi pilihane wong tuane mau senajan tresnane kudu rampung kanthi loro ing batin nanging reza nduweni roso lan ngrumangsani Alloh ndadeke awake dewe nangis, lan beruntunge wong sing iso kobong mergo keputusane Alloh mergo sak bibare tangisan lan loro iki mau mesti ono jawaban sing bakal  nggawe bungahing manah.                         

Lampahing Katresnanku



 lampahing katresnanku
Lampahing katresnanku
  Iki ceritaku limang taun kepungkur, isih jelas engetanku sawise lulus sekolah aku nglanjutke kuliah neng universitas Univet sukoharjo, mangkat saka niat sing duwur lan restu bapa lan ibu aku mangkat menyang sukoharjo, neng kana aku ngawali urip mandiri, urip ana ing kos duwekke bu nisa ana ing sekitaran proliman sukaharja sing biasa di tekani cah enom saben mbengine. Suasana sing ayem, becik lan adem aku entuk ing kana panggonan golek ilmuku, gelar dadi sarjana pendidikan sing pengen tak sandang.
   Dadi wong anyaran neng kana, aku masuk uwang sing gampang gaul. Kanca-kancaku sing asale saka kota sing beda. Sawise kuliah aku entekke wektuku neng kos. Uwis telung sasi aku nglakoni kebiasaanku iki, krasa aku kangen banget karo ngomah..aku kangen gojekan karo ibu bapaku, karana kangen iki, aku asring nangis dewekan . Lan ngelingi perjuangane wong tuaku, ngiklaske aku ninggalke omahku, lan dewekan bapa ibuku neng omah tanpa putra mergo aku anak tunggal.
Ibu......
wanita sing nglahirke aku
ngrawat aku
nggedhekke aku
ndidik aku
nganti aku dewasa..
ibu...
panjenegan wanita sing tak siaga rikala aku kena goda
rikala sikilku urung kuat kanggo ngadeg
rikala wetengku krasa pengen mangan lan ngelak
rikala aku tangi siang ratri
ibu...
panjenegan wanita sing akeh nggatekke
aku sing lagi lara
aku sing lagi tiba
aku sing lagi nangis
aku sing lagi dewekan
ibu.....
tak sawang pasuryanmu ing wayah turuku
enenging surya sing akeh keridhoan
enenging surya sing akeh kesabaran
enenging surya sing akeh tresna
enenging surya sing kesel merga aku
aku sing nggawe repotmu
aku sing ngentekke pengertenmu
aku sing ngenkke banyu susumu
aku sing nyusahke panjengan nganti nggawe nangise panjenengan
ibu...
panjenengan nangis merga aku
penjenengan sedih merga aku
penjengan susah merga aku
penjenengan korban kabehe mung kanggo aku
ibu...
donga sing mung aku iso kanggo panjenengan
merga jasamu
sing ra iso aku bales
mung tangisanku sing dadi seksi
atasing rasa tresnaku kanggo panjenengan
ugo bapa...

aku rampungi kangenku sak untara, rasa iki mesthi ura mung aku sing ngrasakke.
Tak lakoni kebiasaanku neng kampus, karo akehing kegiatan karo ica kanca sakkelasku. Dewekke wong sing putih manis, nglencir. Dewekke kanca ceritaku ing rikala semana, sawise kuliah ica ngajak aku menyang stoclist cabang solo. Jebule ica kuliah uga nyambut gawe dadi MLM K-LINK,  membere ica wes kegolong akeh di banding kanca seangkatane, aku nyoba sinau kerjo kui, cukup kanggo tambah sangu jajanku.
   Karana gawean kui, aku lara merga akehing kegiatan lan giatte aku pengen entuk prestasi. Kuliah lan sehatku dadi ura keurus, lan aku ora sangka  ica udu kanca sing apik, ica asring metu mbengi lan diarani anak brandal. Sawise aku ngerti aku leren dadi membere lan ngutamakke kuliahku maneh.
  Sawise kuliah kedua aku lungguh ana ing taman sak mburine kampus, aku seneng suasane neng kana, cerakke karo alam. Neng kono aku ngarasakke sekitarku muser-muser banjur wetengku krasa lara meh ngadeg wae wes ora kuat............
aku ngambu mint neng irungku lan krasa anget..
sawise aku bukak mripat, neng pinggirku ana wong lanang bagos pasuryane .
Kaget aku, nalikane weruh dewekke nggoceki tangan ku..
sirahku iseh berat rasane..
tak enget-engeti sakililingku, aku enget-enget neng ngendi aku napa aku isa ana kene, papan panggonan sing urung tak ngerteni sadurunge, bedcover sing gedhe lan ana tvne nek ngarepku. Langsung aku lingguhan lan wong lanang mau gur guya-guyu. Lan dewekke ngomong “ sepuramu ora maksud aku ora sopan, aku mau nemeti koe semaput neng taman samping kampus..”
kenalke aku ega aku semester 5 eneng fakultas PBSD.
Banjur, mulcul eneng mburi wong wadon, sekitar 40an taun ee.... wis mari ya, sepurane ya nduk, budhe nggowo kowe rene, mau aku methuk ega enek kampus lan nemeti koe glimpangan neng taman samping kampus mau.
  Sabanjure aku ro ega gumatuk gowo koe nyang omah kene, iki budhe gawakne susu karo roti, kowe mangan disik ya, mengko lagi koe cerita, napa kok koe iso semaput mau...
  aku iseh lemes, dungklak-dangkluk wae aku..dasare aku yo pengen mangan.
Gen ega sing ngancani koe, sabanjure wong wadon mau metu saka kamar. Wes ndang panganen wae, ngomonge wong lanang mau. Banjur aku ngicipi roti tawar sing isi keju mau,
jenengmu sapa, fakultas apa, kena apa koe mau semaput ana ing taman, pitakone ?
Aku banjur meneng sauntara banjur ngenget-enget kedadian mau, yae mergo aku kesusu mangkat kuliah lan urung sarapan uga kuliahe mau akeh kegiatan sing dadi ngentekke tenagaku, omonganku karo ngentekne roti sing ana ing tangan. Banjur wong lanang mau mesem ...dadine kowe mau pengen mangan..... hehehe ngguyune. Aku banjur mbesengut lan rasa isin sing meloni....haduhh... neng jeroning batinku.
    Wes ora apa-apa, jenengmu sapa?
Jenengku susi, aku ana PBSD, ya isih semester loro...
aku ro ega nglanjutke omongan, sawise aku rampung mangan aku krasa sehat.... jebule aku bener-bener ngeleh aku sewengi urung mangan langsung wae mangan. Batinku
suwun ya, aku wes sehat, aku meh mulih saiki..... penjalukku sinambi mlaku metu saka omah, lan aku ngucapke maturnuwun marang wong wadon sing nyuguhke panganan iki mau.  
Iki ibuku, ngomonge ega, banjur aku ngambung tangane lan ngucapke matursuwun ,,,
aku pamitan... lan ega ngeterke aku nganti tekan ngarep kosan ku, perkenalane aku trus banjur lanjut ngakrap nganti tekan kampus uga karo dewekke ngakrap banget. Ora gur karo ega karo keluargane ega pun aku yo ngakrab...
aku kelingan pas wengi kui aku dijak neng goa maria daerah kerep bawean...
neng kana dewekke ndonga, arepo kene wong loro bedha agama naging aku lan dewekke padha ngormati ega sing apikan marang aku, apa meneh ibuke sing asring dolan bareng-bareng ngancani belanja ibuke.
    Wengi kui udan ura wes-wes ana ing goa maria, aku karo dewekke padha ngeyup neng kana aku lungguh neng pinggiring patung bunda maria, aku ngerteni ega sing lagi ndonga, aku ngguyu ngingeti ega.... jebule aku konagan lagi nyawang dewekke banjur takon napa kowe mosam-mesem, kowe lucu aku jawabbe. Aku banjur mbales mesemme kono, di gegem tanganku, di gegem lan lungguh ana ing sampingku “apa kowe kadung tresna karo aku” pitakone sinambi ngelus-elus sirahku aku banjur dangkluk lan meneng, sauntara.....
hehehe.... kowe yo lucu... napa kowe ra melu ndonga aku mau...? takone
ora nggonku udu neng kene.. jawabku.
   Dewekke nggela napas sedelo ...lan nemeti ngarep... sauntara aku ro ega meneng, udan sing deres sing ngancani,, “adem ya?? pitakone. Ora??? jawabku,, kowe saya pucet, dirangkul bauku nyang dewekke lan deweke ngomong “ Tuhan yesus aja pisahke aku wong loro... tuhan kabeh podho kenek apa aku karo susi bedha”
aku mung meneng, ngrungoake omongane ega, tak sawang netrane sing endah. Rangkulane ega sansaya ora gelem di culke, diseret aku ngadeg, tak tutake mlakune, digowo menyang mobile ega banjur ngedoh saka panggonane ega sembahyang.... neng dalan aku ro ega mung meneng, kaya-kaya dalan dadi peteng merga saka deresse udane, sak tekane ngarep kosku, ega ngucapke sugeng ndalu kanggo aku “ wes mbengi tur adem, dang turu ya sesug tak pethut padha jam biasane” pesenne. Aku dangkluk,
  dina-dinaku dikancani ega, dewekke sing menengan... hmm dewekke wong sing radha romantis.. ibuke ega awan kui ngubungi aku ngajak aku menyang semarang ngancani aku ketemu karo kerabate, merga aku ora ana jam kuliah aku banjur gelem, aku karo ibuke banjur mangkat tanpo ega... karo ibuke ega, sauntara kangenku karo ibu sing eneng ngomah radha sidem, ibuke ega sing apikan karo aku, ngenalke kerabate lan klanca-kancane, ibu... wonten napa kok ega menengan nggeh?? pitakonku “ dewekke pancen isinan kok nduk” di eloni pitakonku sing liyane kanggo mecah suasana “ sing akur ya karo ega” pesene ibuke kanggo aku. Banjur aku mung mesem.
Rong wulan aku wis ngerti ega lan keluargane..
kurang rong dina engkas dina besare wong nasrani, aku atkon marang ega
“ega, pas dina natal sesuk kowe pengen kado apa?”.. “ aku pengen nduweni kowe sus..” jawabbe ega', aku dadi kaget, ora tak pungkiri aku pancen nduweni rasa sayang karo ega, nanging aku bingun nalika deweke pitakon kaya mengkono mau,...
“ hmm kowe lucu sus,..” deweke mesem sinambi nolehke raine, “hmm kowe gojekan ya karo aku,,”  pitakonku .. “ aku ora gojekan” dewekke teges... “aku pengen kowe dadi sarjana sus, sing semangat ya kuliahe” .. “iya..” langsung jawabku.
“Sesuk esuk, kowe tak pethuk ya jam pitu mbengi.. aku pengen ngajak kowe dolan menyang alam, neng kopeng.. kebeneran eneng kono ibuku nduwe konco sing nduwe penginapan.. aku nyepakke hmm kejutan kanggo kowe..” “ kowe senenge gawekke aku mikir ” gojekku. “ yow gen tha... penting aku ora mati penasaran.... hahahaha” aku karo ega banjur ngguyu.. “ banjur aku di winehi gau putih  “ enggonen ya sesug mbengi” hmm ameh aku dirangkul nyang ega, akire dadi ora sedo mergo suara Hpne ega muni.. “ aku dikon mulih ibu.. sedulurku eneng sing teko seko jakarta”.. “iya..” jawabku, banjur dewekke mulih saka kos ku.
 Atiku krasa seneng campur ragu... seneng mergo aku yo tresna marang dewekke.. naging aku rangerti apa dewekke tresna karo aku apa mung nganggep aku dadi tunggal wadone.
   Esuk dinane, eneng ing kampus aku dadi ngumbar tresna karo ega, di gegem tanganku marang deweke eneng ngarepe kanca-kancane. Kamongko ega wonge sing di senengi bocah wadon sak kampus, naging ega ora ngagas karo kanca-kancane... sethithik rasa bungah neng atiku
kaya biasane sawise kuliah, aku metu saka kelas lan langsung menyang taman samping kampus ngenteni ega, wis meh setengah jam aku ngentenine, aku krasa wis wegah neng kana...pengen rasane aku lunga... tak tokke HP ku “ ega aku wis wegah nunggu kowe, aku mulih we ya,”..  “iya, m uliha mlakua kono..” tak woco smse meneh..aku dadi kaget saka balesane ega..sauntara rasa lara neng dadaku, sing seseg tak rasakke....
banjur saka mburi teka-teka dirangkul ega... tak sawang kui ega..dewekke ngguyu ngakak... “sepuramu sayang (pisanane dewekke nyeluk aku sayang)
aku wes ana mburimu suwe, sinambi ngusapi luh ku.......
aku mung guyonan.....”
aku isin lan anyel karo ega....
“kowe ki to jan elek tenan!!! tega ya karo aku”..
“aku ora pengen kowe nangis meneh, kedadean apa wae kowe aja nganti neteske luh neng pipimu..”
di elus-elus sirahku sing tak sendenke ana ing dadane, krasa anget lan nyaman sing tak rasakke..
sore kui ega ngajak aku neng omahe,.... akeh kerabate ega sing padha teka, kanggo ngrayakke natal sesug esuk, kabeh padha nakoni aku, sethithik saka wong-wong mau eneng sing wes tak kenal merga asringe ibune ega ngenalke aku karo kerabate, neng kana aku kaya keluarga...sing dianggep anak lan kanca.
Kerabat lan keluargane ega banjur foto bareng...aku lan ega seneng lan nyilem ing suasana keluarga.
Ega banjur ngeterke aku mulih. Saktekane ngarep lawang kos ega ngomong “ cayang aja nganti lali mengko bengi dandan sing ayu ya... tak pethuk jam 7”... “ siap bro....” jawabku ngiras mesem.
Aku banjur siap-siap nganggo gaun putih mau... kebeneran dina kui aku ulang tahun, krasa jangkep senengku dina kui uga.
“ pangeran arep teka cayang, wenehano eseman sing manis ya”.. tak waca sms saka dewekke
“iya, cepet aku siap” jawabku
jam wis 19.30 WIB, ega urung teka-teka, ... kejutan apa meneh sing arep di wenehake ega, rasa ku wes degdegan....
jam setengah wolu ega urung teka uga, rasa kawatir lan ora sabar ing pikiranku... “ega rada cepet bedakku luntur mengko”.. smsku.
Ega banjur nelphone aku “ sepuramu susi sayang ban mobilku kempes, ketoke aku telat mengko, sabar ya,,,cayang radha wengi mengko radha romantis.” rayuane.
“cepet, aku wes pegel ngenteni tekamu,,,” aku dadi muni-muni
“iya....iya..iya...” tanpo ngrungoake alesane lansubng tak tutup telpune....
bolak-balek ega nelpone aku, nanging ora tk angkat....aku wes kadung kesel nunggu deweke suwe. Pas jam wolu mbengi ibuke ega nelpon aku, tak angkat telpune “ wonten napa bu..?? krungu suara tangisan... cepet neng ngarep kantor polisi ya sus, ,,, eneng apa bu?... ega kecelakaan”
kaya dene mandeg sauntara jantungku... astofirullah halngadzim... aku kesusu mlayu, mlayu tanpa ngatekne apa-apa. Karo tangisan sing ora percaya lan wedi kelangan ega... tak entukke mobil mabulan aku nrobos grumunane wong mau..
ya Alahh.. ra kuasa aku nahan, ra kuasa aku nyawang ega ngletak ana kana... lan getih-getih padha ngalir deres....
aku ora wani aku nggoceki ega, aku rapercaya...ega tangio.. batinku...ibuke iga ngrangkul aku...
“ega...tangio...
ega...tangio..
ega............”
tak kancani ega ana ing mobil ambulan, tak wanekke ngrangkul ega....
ega...tangio..
tak gegem tangane....
satekane pameriksan, doktere ngomong “ ega wis karo tuhan.”
aku ra kuasa ngruoake, omongane dokter mau....
“aja lunga ega....aja ninggalke aku... kancani aku............”
luh ing pipiku wes ora kuat ngowahi apa sing dadi pethiNe.. ega wis lunga saka aku..dina natal... sing tak arep-arep kerabate dadi silem...meneng,,sepi...
pastur ndongakke ega...
aku kudu iklas...ngeculke ega..
ega pernah ngomong “ sak lara-larane koe aja nganti neteske luh ana ing pipimu..”
sawurunge aku, aku ora pernah wurung luwih saka iki, luwih apik aku ngenteni dewekke nganti dewekke teka, ra kitunga dewekke meneng lan lunga ninggalke aku.”
“luwih apek ega nggawe aku nesu timbane aku kudu nangisi deweke, karana ega sing gur meneng salawase....”
“gaun putih sing saka ega isih tak enggo neng dina panguburane ega....”
ega tak sawang ngganteng nganggo jas ireng putihe..
naging kena apa kowe ana peti ega....ngeyelku
tak sawurke lemah neng gunduan lemah sing mendem ega...
ngucapke pamitan, lan kudu iklas...sawuran lemah sing akhir kui tak paksake mesem....
aku isih memeng lungguhan ana ing kamar kos... ngeleng-ngeleng mbiyene, nggetuni napa aku ora sabar ngenteni ega..
banjur aku menyang tambal ban panggonane ega sing nelpone aku wingi, tak pitakoni bapak sing nambal ban
kagette aku sawise ngrungoake katerangane saka bapak sing nambal ban..
“ngapunten, mbak..mas ega wingi nekat ban mobile urung sido rampung tak tambal, wis njaluk mandeg, mergo arep methuk pacare sing ana kostsan,. Dewekke arep wenehi kujutan lan ora pengen ngaawe wurunging pacare merga pas ulang tahune”
ora kuasa aku....neteske eluh...
ora kaya-kayawa ega leh nyiapke nganti kaya mengkono............
lansung aku lunga, aku lunga menyang kopeng enggong sing penegen ega ajak aku..
tak sawangi lilin sing wes entek, lan kembang-kembang taburane sing wes alum...
menerut paparane penjaga kui “ega nyiapke kado ulang taun kanggo aku, mangan wengi sinambi nyawang lampu-lampu, lan uga kado saktali kembang mawar merah sing ana tulisane..”
“awake dewe pancen bedha
tuhan ora bakalan nesu
yen awake dewe dadi siji
karana tuhan kui siji
tuhan ora pernah nesoni umatte,
yen awakke dewe dadi siji
aku milih koe sing ngancani aku..
ndadekke bedha kui dadi siji merga tresna”
aku tresna kowe susi..
 aku uga ega...pengenanku sing tak sampekne...ega....
muga kowe uga ngrungoake..
saya suwe aku saya lara, rasa nyesel, seneng dadi siji..
aku ora penak marang keluargane ega...
ibuke ega sing isih apikan akaro aku, nguatke atiku sanajan batinku lara merga kelangan...
kuliahku,,, dadi ora kopen...neng kampus aku asring nangis... ngelingi ega.....
neng ngendi wae ana ega........
nyeselku...rada jero...aku wedi....aku saya lara jero..
bayangane ega...sing asring nekani aku,,, kisah katresnanku sing nganti gawe aku kaya wong edan, pengen tak sampekne karo ega.............
akkhire kuliahku mandeg, aku pamitan marang keluargane.. ega. Aku najluk ngapura..
sanajan keluargane ega ora nyalahke aku..
lan pengen aku ana kono ndadekne aku anake...nanging aku ora sanggup....
aku ora sanggup ngeleng-eleng kenangan karo ega,aku ora sanggup nggantekne posisine ega...
aku di pethuk keluargaku...bali menyang asalku...
sanajan aku urung lulus sarja... aku saiki kerja ana bidang hukum.... pesene ega sing tak enget-enget...
lelakon iki, arep aku eleng-eleng salawase..... mugo dewekke ayem neng ngarsane tuhan...
terimakasih telah membaca ini http://syukronituaku.blogspot.sg/2015/04/lampahing-katresnanku.html

Eplast Band


e’plast band merupakan band yang berdiri pada tahun 2013, awal berdirinya e’plast dari pertemuan berbagai personil band lokal diantarannya,  genetic, mellow dramatic, agel kiss, saat mengikuti ajang festival band di Surakarta,  yang kemudian hari mereka sering mengadakan latihan/ jamming bersama-sama.

Awal tahun 2013 Agung Wiyarto yang merupakan mantan personil genetic memutuskan untuk membuat band baru yang bertemakan pop alternatif, kemudian mereka (genetic, mellow dramatic, agel kiss) bersepakat untuk menggabungkan band mereka dan membentuk sebuah nama baru yang  lebih fresh yaitu e’plast, menurut Agung Wiyarto yang mencetuskan nama tersebut e’plast berarti “episode last”. Dia berkeinginan bahwa ini merupakan band terakhir mereka.  Setelah bergabung dan mejadi satu band bernama e’plast  mereka sudah menghasilkan 12 buah lagu yang berjudul “Alamku, Bersamamu, Selamat Malam, Sanggupkah, Rinduku, Lupakan Dia, Bangkitlah, Love Wish So Shine, Bintang Malam, Falling To The Moon, Terimakasih, Tuhan”

****************untuk hasil karya kami bisa anda lihat di********
https://soundcloud.com/search?q=eplast%20band