Facebook Twitter RSS Feed
Powered by Blogger.

MAKALAH PENGEMBANGAN SEKOLAH KOMUNITAS (SMP “TERBUKA MANDIRI” SETYO TUNGGAL)


LATAR BELAKANG



Pendidikan merupakan Modal Dasar Pembangunan Nasional, kemajuan Negara akan ditentukan oleh kwalitas pendididkan suatu bangsa, artinya  bahwa pendidikan  menempati peran penting dalam mecerdaskan kehidupan bangsa. Satu dimensi, bahwa pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap individu sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Maka pendidikan  mau tidak mau, tidak boleh tidak harus ditempatkan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi.



Perhatian  pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pendidikan jika dilihat dari segi kuantitas sudah dinilai cukup. Namun sebagian besar masyarakat  menilai bahwa pendidikan kita ini mahal. Hitungan mahal bukan hanya dinilai karena besaran biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, tetapi karena atas dasar perbandingan out put  pendidikan, yang apabila dikomparasikan dengan  kwalitas, mengunakan parameter dinamika dan dinamisasi IPTEK maka dinilainya rendah.   Dasar yang dipakai sebagai alat ukur oleh masyarakat adalah keluaran pendidikan kita belum mampu mencetak anak didik sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu anak yang cerdas, kritis, dan berpikir secara obyektif.    

Tetapi ironisnya sebagian besar masyarakat  menetapkan parameter keberhasilan pendidikan dengan pekerjaan.  “Anak  lulus sekolah dan mendapatkan pekerjaan”artinya pendidikan kita hanya sebagai TENAGA KERJA/BURUH, tidak untuk mencetak tenaga ahli, dan jiwa Enterprenour, dan ini didukung oleh sistem pendidikan kita. Sistem pendidikan kita mendukung anak didik kita hanya untuk mencari pekerjaan, bukan untuk menciptakan pekerjaan. Sebagian besar masyarakat dan  pejabat pemerintahpun juga berpikir bahwa sekolah hanya diperuntukkan untuk mendapatkan pekerjaan, bukan untuk berkarya mengembangkan kapasitas potensi diri yang diperoleh dari pendidikan formal di sekolah.



Kebiasaan hidup yang formalistis,  Pendidikan formal berdampak pada pola pikir anak, bahwa yang namanya belajar adalah di sekolah, diluar sekolah seolah olah anak tidak memiliki beban untuk belajar,  sementara pengetahuan tidak hanya didapat dari meja belajar atau kursi kuliah. Bahasa ini bukan bertujuan untuk memvonis bahwa pendidikan formal adalah jelek atau tidak penting. Tetapi bahasa ini dimaksud sebagai pemacu pola pikir anak bahwa belajar berada dimanapun dan kapanpun, dan tidak terbatasi karena RUANG FORMAL maupun INFORMAL.



Metodologi belajar mengajar kita umumnya masih mengembangkan pendidikan yang berkapasitas intelegensi, atau mendewa dewakan otak. Sementara untuk membentuk generasi cerdas, cekatan, mumpuni, kritis dan obyektif perlu optimalisasi kapasitas potensi diri yang terkandung  pada setiap individu. Emosi, spritual dan fisik  tidak dianggap sebagai satu kesatuan instrumen dalam mencerdaskan intelegensi. Banyak anak dan orang tua yang belum mampu memahami potensi diri mereka, dan bahkan stake holder pendidikan disekolahpun belum banyak yang memahami dan mau mengenal dirinya sendiri secara utuh, sehingga tidak terbangun prinsip prinsip pada setiap individu (budaya ikut ikutan). Inilah yang mengakibatkan keluaran pendidikan kita dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi belum mampu berpikir cerdas dan obyektif.

            Pada penulisan makalah ini penulis mengambil sempel pendidikan yang ada di salah satu daerah yang ada di Boyolali  yang mengembangkan pendidikan komunitas di SMP Alternatif Setyo Tunggal.

A.    RUMUSAN MASALAH
Dikarenakan kajian mengenai Pengembangan Sekolah Komunitas sangatlah meluas cakupannya, maka penulis hanya bisa memaparkan pengatasan masalah yang di hadapi oleh salah satu SMP Alternatif di Boyolali yang mengembangkan sistem Sekolah Alternatif. Dan penulis juga membatasi dalam rumusan masalah dengan tujuan pembahasan yang di kaji tidak terlalu banyak bahasanya, tetapi penulis ingin memaparkan pembahasanya dengan kemampuan dari penulis sendiri. Adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut :

    1. SMP Alternatif Setyo Tunggal
    2. Pendidikan adalah masalah bersama
    3. Pendidikan adalah hak dasar bagi setiap individu.
    4. Sistem pendidikan  yang belum mampu menjawab tuntutan dinamisasi sosial, iptek, ekonomi, dan politik.
    5. Methodologi pengajaran dan kapasitas stake holder pendidikan serta pengenalan diri dan  penggalian potensi diri secara utuh yang belum optimal.
    6. Soft ware dan Hard ware pendidikan sangat terbatas.
B.     TUJUAN MENULIS
Tujuan dari penulisan ini adalah
    1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah.
    2. Untuk Mengetahui Pengembangan Sekolah komunitas.
C.    MANFAAT PENULISAN
Dengan tulisan ini semoga bermanfaat bagi :
    1. Mahasiswa yang ingin mengetahui dan menggali tentang Pendidikan  Alternatif.
    2. Sebagai bahan bacaan bagi rekan seperguruan.
    3. Sebagai risensi untuk umum yang ingin mengetahui dan menggali model pendidikan Alternatif yang berbasis komunitas.


BAB III
PEMBAHASAN
1.      SMP Alternatif Setyo Tunggal
Sekolah Komunitas tersebut bernama Sekolah Komunitas SMP Terbuka Mandiri Setyo Tunggal, bertempat di Dukuh Tompak Desa Tarubatang  Kecamatan Selo.
Sekolah tersebut didirikan atas inisiatif antara, Paguyuban Tani, NGO bersama masyarakat, yang berdiri Pada Bulan Juni 2005  Berdirinya Sekolah komunitas tersebut dilatar belakangi karena beberapa faktor kendala masyarakat sekitarnya diantaranya faktor kemiskinan, atau tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah sehingga cenderung masyarakat tersebut tidak berani menyekolahkan anak mereka sampai tingkattan SMP. Jarak rumah mereka yang sangat jauh dari akses pendidikan dan tidak adanya sarana transportrasi, Colt Station ataupun Bus pedesaan. Tingkat lulusan Sekolah Dasar yang tinggi yang tidak melanjutkan sekolah diatasnya, disebakkan  kesadaran masyarakat terhadap pendidikan  sangat rendah. Keprihatinan dan Kepedulian Pendidikan oleh  Generasi Muda masyarkat sekitar.

2.      Pendidikan Adalah Masalah Bersama
Pendidikan adalah masalah bangsa, yang mau tidak mau harus menjadi masalah kita bersama, artinya pendidikan bukan menjadi milik pemerintah saja, atau milik rakyat saja. Dan kewajiban atas pendidikan dalam pemenuhan bukan hanya menjadi kewajiban rakyat atau pemerintah saja melain menjadi masalah, hak, dan kewajiban bersama. Maka pengatasannya harus melibatkan dari berbagai elemen struktural maupun kultural. Sementara ditingkatan struktural maupun kultural pendidikan masih ditempatkan sebagai alat kelengkapan formalitas, belum dijadikan sebagai bagian dari kebutuhan hidup. Hal ini akan berdampak terhadap kwalitas keluaran pendidikan kita.
Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan masa depan bangsa dan generasi muda, maka perlu dicari suatu sistem pendidikan yang mampu menjawab tuntutan dinamisasi pendidikan/IPTEK, sosial, ekonomi, politik dan yang lainnya. Empat hal tersebut merupakan  permasalahan yang sangat dinamis, yang mengharuskan kita untuk mampu menghadapi dan mengatasinya.

3.      Pendidikan Adalah Hak Dasar Setiap Individu
Pendidikan adalah hak dasar bagi setiap warga Negara. Artinya setiap individu berhak untuk memperolehnya, terlepas dari kondisi ekonomi mampu atau tidak mampu. Sementara masih banyak generasi kita belum mendapatkan hak tersebut, karena dilatar belakangi kondisi ekonomi. Dan biaya pendidikan dirasa oleh masyarakat sangat mahal.  Pemerintah dalam mengalokasikan biaya pendidikan masih terbatas pada biaya dasar, artinya BOS yang diberikan oleh pemerintah masih terbatas untuk biaya pemenuhan perlengkapan seperti kapur, tambahan kesejahteraan guru Sumbangan pendidikan dan kebutuhan lain dalam kapasitas formal, dan biaya ini baru saja didapatkan oleh anak didik, sementara biaya pendidikan untuk memenuhi tuntutan kwalitas dalam mengembangkan potensi (kompetensi) diri sangat tinggi, seperti biaya penelitian, biaya praktek, dan biaya operasional lainnya cukup besar.

Sungguh berat memang jika pendidikan harus kita konsepkan untuk menghadapi dinamika sosial, politik. Ekonomi, IPTEK secara maksimal,  karena dinamika  ini sangat dinamis sekali. Sementara pendidikan kita jika dihadapkan dengan dinamisasi IPTEK saja masih jauh, dan jika kita memenuhi tuntutan empat dinamika  tersebut secara maksimal sungguh sangat berat. Tetapi paling tidak pendidikan  kita mampu memberikan kontribusi terhadap pemenuhan dasar dalam menhadapi 4 tuntutan dinamika tersebut.

4.      Methodologi Pengajaran Dan Kapasitas Stake Holder Pendidikan Serta Pengenalan Diri Dan  Penggalian Potensi Diri Secara Utuh Yang Belum Optimal
Management, Mekanisme dan methodologi pengajaran merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Ketidak berhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tiga unsur tersebut. Kesemuanya ini akan didapat out put maksimal jika management mampu menyelaraskan methodologi pengajaran yang sesuai dengan harapan siswa, yaitu dengan  menerapkan Metode Pendidikan Integrasi Potensi Berkeseimbangan. Adalah  dengan mengintegrasikan kapasitas Intelegensi, Emosi, Spiritual Dan Fisik Siswa diberikan kebebasan  berekspresi dalam mengembangkan pemikirannya, emosinya maupun spirtualnya dan guru berkapasitas menjadi fasilitator. Disamping itu siswa harus diajak untuk memahami Kapasitas Dan Potensi Dirinya Dan Dalam Pengembangannya. Pengenalan terhadap diri pada tiap individu adalah merupakan hal yang harus dilakukan, dan hal ini akan menjadi dasar dalam memaneg diri, sehingga nantinya siswa tahu dan sadar terhadap apa yang akan dilakukan. Proses pendewasaan diri akan terus dikembangkan oleh anak itu sendiri tanpa harus diarah arahkan dan dipagar-pagari terlalu ketat, sehingga mereka  mampu menempatkan diri.
Integrasi Pendidikan, Nilai dan Ekonomi merupakan usaha   menjadikan anak  didik mandiri, minimal mampu mengatasi kebutuhannya sendiri dalam memenuhi tuntutan kompetensi dan memaksimalkan potensi diri, serta budi pakerti  dengan membangun Habit ( kebiasaan) .
 
Simpulan dan Saran

A.    Simpulan
Model pembelajaran yang di kembangkan oleh SMP Alteratif Setyo Tunggal. Sangatlah sudah membatu sedikit masyarakat yang berekonomi rendah. Sekolah komunitas tersebut pada intinya mengembangkan Metode Pendidikan Integrasi Potensi Berkeseimbangan. Adalah  dengan mengintegrasikan kapasitas Intelegensi, Emosi, Spiritual Dan Fisik, Siswa diberikan kebebasan  berekspresi dalam mengembangkan pemikirannya, emosinya maupun spirtualnya dan guru berkapasitas menjadi fasilitator.

B.     Saran
Di harapkan setiap sekolah mengembangkan methode Pendidikan Integrasi Potensi Berkeseimbangan. Adalah  dengan mengintegrasikan kapasitas Intelegensi, Emosi, Spiritual Dan Fisik, agar  setiap siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri konsep dan menumbuhkan serta mengembangkan sikap dan prestasi yang ingin di capai.


DAFTAR PUSTAKA

Menurut Jery Mintz, 1994. Pendidikan Alternatif.  

London Alternative Education http://www.wahidinstitute.org/v1/Programs/Detail/?id=161/hl=id/Pendidikan_Alternatif_Memberi_Warna_Baru 

http//www.syukronituaku.blogspot.com