Facebook Twitter RSS Feed
Powered by Blogger.

PROPOSAL KKN POSDAYA

 HALAMAN DEPAN PROPOSAL KEGIATAN KKN POSDAYA silahkan di klik
dan untuk halaman isinnya dapat dilihat di sini dan sekalian dengan foto dukumentasinnya hehehe bisa di lihat di sini juga dan ada juga yang brguna buat lampiran ada juga di sini aja dan mohon mengahargai hasil jerit payah orang, dengan membaca yang sopan,, heheh amin,, TRIMAKASIH

METODE PENELITIAN KUANTITATIF BAHASA JAWA SMK 1 SELO




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Tindak komunikasi merupakan aktivitas yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dari manusia sebagai makhluk sosial. Setiap saat manusia melakukan komunikasi dengan orang lain melalui berbagai cara. Dalam bergaul dan berinteraksi manusia mengalami proses komunikasi yang tidak selalu dilakukan secara sadar. Oleh karena itu, kemampuan berkomunikasi harus senantiasa dilatih agar manusia dapat merasakan manfaat dari hasil komunikasi itu sendiri.
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan komponen utama untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Hendrakus (1991 : 17) menyatakan bahwa didalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang-orang yang berpengaruh yang memiliki kepribadian didalam hal berbicara. Juga dibidang-bidang lain seperti perindutrian, perekonomian, dan bidang social, kepandaian berbicara atau keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif sangat diandalkan.
Keterampilan berbahasa disekolah dilakukan sesuai dengan hakikat bahasa sebagai suatu sistem yang kebermaknaannya dalam berkomunikasi bersifat menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar akan sesuai fungsi dan konteks serta dapat mengkondisikan siswa agar menggunakan bahasa untuk belajar.
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Jawa diarahkan untuk meningkatkan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Jawa dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia Jawa.
Siswa akan mampu berkomunikasi dengan baik jika mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Ada 4 keterampilan yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa Jawa, yaitu: keterampilan mendengarkan atau menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara bersifat produktif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis bersifat reseptif. Dalam pelaksanaannya keterampilan berbicara termasuk sulit diajarkan karena menuntut kesiapan, mental, dan keberanian siswa untuk tampil didepan orang lain.
Seiring dengan semakin seringnya digunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di sekolah, sekarang  ketrampilan berbicara bahasa Jawa siswa SMA kelas X sekarang mengalami penurunan.  Oleh karena itu ketrampilan berbicara bahasa Jawa siswa SMA kelas X harus segera ditingkatkan kembali agar bahasa Jawa tetap bisa dan tetap digunakan sebagai bahasa ibu di kalangan para siswa itu sendiri.
Salah satu media yang dapa dipilih untuk meningkakan kemampuan berbicara bahasa jawa adalah dengan cara mengadakan diskusi. Media diskusi pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dalam arti luas diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam proses ini orang mengemukakan titik tolak.

B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dapat diidentifikasikan adalah:
  1. Kesulitan-kesulitan guru untuk mengajarkan ketrampilan berbicara dalam Bahasa Jawa.
  2. Kesulitan-kesulitan siswa saaat belajar berbicara bahasa Jawa berlangsung.
  3. Upaya guru untuk mengatasi kesuitan belajar berbicara bahasa Jawa.
  4. Kesulitan pemanfaatan media sebagai alternatife untuk meningkatkan kosakata siswa.

C.      Pembatasan Masalah
 Untuk menghindari meluasnya permasalahan maka penulis membatasi permasalahan pada :” Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Jawa Melalui Metode Diskusi Kelas X SMK 1 SELO”

D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah maka penulis merumuskan masalah :
  1. Adakah peningkatan kemampuan berbicara bahasa Jawa melalui metode diskusi kelas SMK 1 SELO ?
  2. Seberapa besar peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam menggunakan bahasa Jawa?
E.       Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jawa melalui metode diskusi siswa kelas X SMK 1 SELO.

F.       Manfaat Penelitian
Mengingat pentingnya penelitian ini dalam berbgai faktor, maka manfaat penelitian iini ditijau dari dua segi, yaitu
  1. Secara Teoritis
    1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang penggunaan metode diskusi sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas X SMK.
    2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori pembelajaran bahasa Jawa kelas X SMK guna meningkatkan berbicara siswa di SMA.
    3. Secara Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan metode bagi guru guna mengembangkan pembelajaran berbicara kelas X SMK melalui metode diskusi, kemudian dapat menjadi alternative cara belajar berbicara yang efektif dan tepat bagi siswa, serta dapat menjadi sumbangan ide untuk memperbaiki sistem pembelajaran berbicara yang lebih baik bagi sekolah.



BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengungkapan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, dan menyampaikan pikiran, gagsan serta perasaan (Tarigan, 1981:15). Kemapuan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan, isi hati dalam suatu forum yanh dalam hal ini berlandaskan pada metode diskusi. Memiliki kemampuan berbicara akan sangat membantu kemampuan berbicara secara individual.
Dengan berbicara seseorang berusaha unuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan.Tanpa usaha untuk mengungkapkan dirinya, orang lain tidak akan mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Tanpa bicara orang akan tidak dapat saling berinteraksi dengan sesamannya dan akan terkucilkan dari lingkungannya.
Untuk berkomunikasi dengan sesamanya manusia lebih sering menggunakan bahasa lisan dari pada bahasa tulis. Bahasa lisan dapat mewakili sifat dan perasaan yang sedang dirasakannya. Oleh karena itu bicara menjadi salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia.








B.     Pengertian Diskusi
Diskusi berasal dari bahasa latin yaitu discuties atau discution yang artinya bertukar pikiran. Diskusi pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah (Tarigan, 1997:7,13). Sejalan dengan hal itu Hendrikus (1991:96) mengemukakan bahwa diskusi berasal dari bahasa latin discutere yang berarti membeberkan masalah. Dalam arti luas diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa diskusi mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah yang melibatkan orang banyak yang pada akhir diskusi pendengar diharapkan mempunyai pandangan dan hasil pemikiran bersama tentang sebuah masalah yang menjadi pokok diskusi tersebut.

C.    Pembelajaran Bahasa Jawa Melalui Metode Diskusi.
Seiring dengan semakin seringnya digunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di sekolah, sekarang  ketrampilan berbicara bahasa Jawa siswa SMA kelas X sekarang mengalami penurunan.  Oleh karena itu ketrampilan berbicara bahasa Jawa siswa SMA kelas X harus segera ditingkatkan kembali agar bahasa Jawa tetap bisa dan tetap digunakan sebagai bahasa ibu di kalangan para siswa itu sendiri.  Dalam pembelajaran bahasa Jawa metode diskusi dapat dijadikan pilihan, khususnya untuk pembelajaran ketrampilan berbicara.
Dalam pembelajaran bahasa Jawa dengan metode diskusi dapat dimulai dengan memilih topik yang dapat memuat banyak pembicaraan yang mencakup banyak kosa kata bahasa Jawa. Guru mempersiapkan tema diskusi yang sedang banyak dibicarakan oleh siswa. Kemudian Siswa dibagi kedalam kelompok kemudian dipersiapkan untuk berdiskusi menggunakan bahasa Jawa. Metode ini dimaksudkan agar siswa dapat menambah pengetahuan kosa kata bahasa Jawa yang dimilikinya, sehingga akan meningkat pula kemamuan berbicara bahasa Jawanya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Desain Penelitian
Penelitian  yang  dilakukan  merupakan  penelitian  tindakan  kelas  dalam upaya  meningkatkan  kemampuan berbahasa melalui diskusi.  Pendekatan  yang  digunakan dalam  penelitian  ini  adalah  adalah  pendekatan  deskriptif.  Apabila  datanya  telah terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol.   
data   kualitatif   yang   berbentuk   kata-kata   tersebut   disisihkan   untuk sementara,            karena akan sangat          berguna untuk menyertai   dan    melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif (Arikunto, 2006). Sehingga dalam  penelitian  ini  diperlukan  dulu  data  kuantitatif  yang  berbentuk  angka, setelah itu baru diperjelas dengan kata-kata.



B.     Sumber Data Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMK 1 SELO dengan jumlah 40 siswa.

C.    Teknik Pengumulan Data
Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik evaluasi. Menurut Arikunto (1995:23), secara garis besar penelitian pendidikan dapat digolongkan mencadi dua macam, yaitu test dan non test. Non test meliputi skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok, wawancara dan riwayat hidup. Dari berbagai teknik penelitian tersebut penelitian ini akan menggunakan alat evaluasi sebagai berikut:

1.Pengamatan
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Hal tersebut untuk mengawasi peningkatan kemampuan berbicara bahasa jawa selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam melakukan pengamata dibantu oleh kolaborator, dalam hal ini guru bahasa Jawa dan guru pengampu matapelajaran bahasa jawa.
2.Test
Menurut suharsini (1996:138), test merupakan serentetan perntayaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Test tersebut berupa test praktek sesorah menggunakan bahasa jawa dilakukan dengan cara setiap siswa maju ke depan kelas untuk membaca sesorah. Test tersebut berupa pre tes dan post test. Pre test dilakukan sebelum penelitian dilakukan. Pre test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.



D.    Instrumen Penelitian
Menurut Suharsini (1996:150), instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Ada aspek pokok yang dijadikan criteria penilaian, yaitu pemilihan kata, intonasi, pelafalan, unggah-ungguh, dan kelancaran.
Table 1. Skor Penilaian

No
Aspek penilaian
Bobot skor
Skor Kategori
baik
cukup
kurang
1.
2.
3.
4.
5.
Pilihan kata
Intonasi
Pelafalan
Unggah-Ungguh
Kelancaran
3
2
2
2
1
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
Jumlah
10

E. Rancangan Penelitian



Siklus dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah dengan ketentuan


sebagai berikut :





Bagan 1. Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas






a.  Perencanaan

Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan  yang  tersusun, dan dari segi  definisi  mengarah  pada  tindakan.  Rencana  bersifat  fleksibel  karena tindakan  sosial  dalam  batas  tertentu  tidak  dapat  diramalkan.  Rencana disusun berdasarkan hasil pengamatan awal yang reflektif.



b. Tindakan

Tindakan    pertama     yang    dilakukan    peneliti     adalah    menerangkan penggunaan kalimat sederhana dalam suatu pertemuan (pambagyoharja). Setelah itu siswa diberi penjelasan, tentang kalimat-kalimat sulit,  memahami  materi yang  ada  dalam  pambgyoharja,  tanya jawab materi yang diberikan, siswa disuruh mengerjakan soal latihan yang





diberikan  oleh  guru.  Demikian  seterusnya  sampai  pembelajaran  dengan


pmabyaharja  selesai dan membentuk kemandirian belajar siswa.


c.   Monitoring atau Pengawasan
Pengawasan  dilakukan  selama  tindakan  berlangsung.  Observer  (peneliti) menggunakan  instrumen  antara  lain  lembar  observasi  yang  dilengkapi dengan        catatan  lapangan.         Aktivitas               siswa       menjadi      fokus                       utama pengamatan.          Hasil   observasi   digunakan   sebagai   data        yang           bersifat kualitatif untuk menilai keberhasilan penelitian secara proses.


d.   Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi dan refleksi dilakukan denga cara mengumpulkan semua catatan dan data yang diperlukan selama pembelajaran. Kemudian semua catatan dan data tersebut  dianalisis dan hasilnya didiskusikan dengan guru untuk mengetahui kebenaran data tersebut. Selain itu hasil refleksi dan evaluasi tersebut juga unutk mengetahui kekurangan-kekurangan yang masih terjsdi selama  pembelajaran.  Dengan  demikian  peneliti  dan  guru  menentukan tindakan  ulang  untuk  memperbaiki  kekurangan  tersebut.  Tindakan  ulang tersebut  berupa  siklus-siklus  lanjutan  dari  siklus  I.  Kemudian  diadakan refleksi dari data yang diperoleh dari lembar observasi untuk mengetahui tingkat   kemandirian    dan   prestasi   belajar    dari   tindakan   yang   telah dilakukan. Siklus diberhentikan bila proses pembelajaran sudah mencapai target kemandirian  dan prestasi yang diinginkan.



F. Teknik Analisis Data

Analisis   data   dalam  penelitian   ini   dilakukan   secara   deskriptif,   yaitu mengklasifikasikan                                  data   menjadi   dua   kelo mpok    yaitu    data   kualitatif    dan kuantitatif.   Data   kualitatif   dinyatakan   dalam   bentuk   kata-kata   atau   simbol sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Suharsimi, 2006).

Data   kualitatif    di   dapat   dengan   cara    reduksi   data    yaitu    proses penyerdehanaan                       yang                 dilakukan           melalui      seleksi       data,        pemfokusan dan pengabstrakan  data  mentah  menjadi  informasi  yang  bermakna.  Paparan  data adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. Dalam melakukan analisis data, semua catatan dijadikan landasan berpijak. Isi catatan diperoleh dari hasil observasi.  serta tes hasil pengamatan dan catatan lapangan   menggambarkan   peningkatan   proses   pembelajaran   sebelum   diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan. Sedangkan tes menghsilkan data berwujud nilai.

Sedangkan  data  kuantitatif  didapat  dari  hasil  prestasi  siswa  dan  angket respon siswa. Dalam menganalisis data  yang berasal dari angket  bergradasi atau berperingkat  1  sampai  dengan  4,  peneliti  menyimpulkan  makna  stiap  alternatif sebagai berikut (Arikunto, 2006).



1.   Sangat setuju (SS) menandakan gradasi paling tinggi di beri nilai 4.


2.   Setuju  (S)    menunjukan  peringkat  lebih  rendah  dibandingkan  sangat


setuju. Oleh karena itu kondisi tersebut diberi nilai 3.





3.   Kurang setuju (KS), karena berada di bawah setuju di beri nilai 2.


4.   Tidak setuju (TS) berada pada di gradasi paling bawah, diberi nilai 1.



Persentase keberhasilan : (4 x SS) + (3 x S) + (2 x KS) + TS     X 100%
(4 x nilai SS) x Jumlah siswa

Adapun  penggolongan  persentase  secara  kolaboratif  data  kemandirian siswa yang menyangkut motivasi, inisiatif dan kreatif, kedisiplinan dan tanggung jawab siswa selama pembelajaran adalah :



81%-100%      : sangat mandiri



61%-80%        : mandiri



41%-60%        : cukup mandiri



21%-40%        : kurang mandiri



0%-20%          : sangat kurang mandiri



G. Validitas dan Reliabilitas



.  a.  Validitas Penelitian



Adapun validitas yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah


validitas demokratik , proses, dan dialogik.



1)  Validitas Demokratik



Validitas demokratik dilakukan dalam rangka identifikasi masalah,


penentuan fokus masalah, perencanaan tindakan yang relevan, dan hal-




hal  lain  yang  berkaitan  dengan  penelitian  dari  awal  hingga  akhir penelitian. Semua  subjek  yang terkait  meliputi guru, kolaborator, dan siswa.


2)   Validitas Proses

Validitas  proses  pada  penelitian  ini  dicapai  dengan  cara  peneliti dan  kolaborator  secara  intensif  berkolaborasi  dalam  semua  kegiatan yang  terkait  dengan  proses  penelitian.  Pada  penelitian  ini  tindakan dilakukan  oleh  guru  sebagai  praktisi  tindakan  di  kelas  dan  peneliti sebagai participant observer yang selalu berada di kelas dan mengikuti proses pembelajaran.



3)  Validitas Dialogik

Berdasarkan   data   awal    penelitian    dan   masukan    yang    ada, selanjutnya  peneliti  mengklarifikasikan,  mendiskusikan,  menganalisis data       tersebut dengan                     guru               bahasa      Jawa      untuk    memperoleh kesepakatan. Penentuan bentuk tindakan pada penelitian ini dilakukan bersama antara peneliti      dan guru bahasa Jawa SMK 1 SELO.




Dialog  atau  diskusi  dilakukan untuk  menyepakati  bentuk  tindakan  yang  sesuai  sebagai  alternatif pemecahan permasalahan dalam penelitian ini.



b.   Reliabilitas
Tingkat  reabilitas  dalam  penelitian  tindakan  ini  didasarkan  pada kontekstual   atau   situasional.   Untuk   mengetahui   sejauh   mana   tingkat reliabilitas  penelitian,  peneliti  menyajikan  data  asli  yang  sesuai  dengan pengamatan lapangan. Data tersebut seperti observasi, wawancara, angket, nilai  dan  catatan  lapangan.  Reliabilitas  data  dilakukan  dengan  diskusi teman  sejawat  untuk  mengkritisi  semua  hasil  yang  diperoleh  dengan tujuan meminimalkan subjektifitas.



H. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit.






Daftar Pustaka

 Nana Soidah Sukmadinata “Metode Penelitian Pendidikan” Bandung. Remaja Rosda Karya. 2007.

Sugiyono “ Metode Penelitian Pendidikan :kuantitatif” Bandung. Alfabeta. 2006.

Margono S “Metodologi Penelitian Pendidikan” Jakarta. Rineka Cipta. 2003

Hadjar Ibnu “Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam pendidikan” Jakarta. PT.Raja Grafindo Persaja.1999.

http//www.wikipedia_ensiklopediabebas.com

http//www.syukronituaku.blogspot.com