Add caption |
Crita rékan basa Jawa
iki kawedhar nyritaaké sawijining kaluwarga kang kepisah déning
kahanan. Kaluwarga Sastrasudiro, kang dadi punjering crita iki, banjur
ngalami manéka warna prastawa nganti sawijining wektu bisa kumpul maneh,
INFORMASI BIOGRAFI PENULISJudul | Kumpuleʹ balung pisah |
Penulis | Achmad Saerozi A. M. |
Edisi | cetak ulang |
Penerbit | Balai Pustaka, 1978 |
Asli dari | Universitas Michigan |
Didigitalkan | 1 Sep 2006 |
Tebal | 130 halaman |
SINOPSIS
Disebuah
kota Wirosari hiduplah sebuah keluarga yang sederhana. Keluaga tersebut yaitu
pak Sastrasudira dengan istrinya,mereka mempunyai 4 anak yaitu
Darminah,Darsono,Darmini, dan Darmanto. Biarpun pak Sastra tidak kaya
raya,kerjapun dengan gaji yang pas pasan. Kehidupan mereka tentram dan bahagia.
Diman ketika pembantunya pergi, yang tidak lain adalah mbok nom begitu Darminah
memanggilnya. Yang kesehariannya membantu kesibukan dari pekerjaan rumah sampe
mengurus anak anaknya bu Sastra.
Setelah
ditinggal pergi pembantunya pekerjaan rumah dilakukan sendiri oleh bu Sastra.
Diman lama kelamaan pekerjaan tersebut membuatnya lelah dan ingin marah marah.
Dan disuatu malam pak Sastra dan istrinya bertengkar hebat sampai sampai
bahunya pak Sastra digigit oleh istrinya hingga pak Sastra terjatuh. Kejadian
tersebut diketahui oleh anak anaknya terutama Darminah. Setelah kejadian itu,
bu Sastra meninggalkan rumah tanpa memberitahu suami dan anak anaknya.beberapa
hari tidak pulang kerumah, pak Sastra mendapatkan surat dari kantor berisikan
agar merelakan bu Sastra untuk pergi dan untuk minta talak dari pak Sastra.
Dari
hari kehari, setelah ditinggalkan bu Sastra keadaan rumah menjadi sepi dan
tidak ramai seperti dulu. Dan setiap malam Darmanto memanggil manggil yang
merasa kehilangan ibunya. Waktupun terus
berjalan, hari hari pun dilewati tanpa ibu di rumah tersebut. Setelah setahun
berjalan pak Sastra ingin membawakan ibu baru untuk anak anaknya. Disuatu pagi
datanglah seorang perempuan bersama pak Sastra, yang tidak lain adalah istri
muda (ibu) dari anak anaknya.
Pada
awal awalnya kehidupan keluarga itu baik baik saja, tetapi setelah ibu tirinya
mengandung, sikapnya berubah total terhadap Darminah dan adik adiknya yang
awalnya baik terhadap mereka, setelah mengandung sikapnya sebentar sebentar
cepat marah . sampai sampai bila mereka melakukan kesalahan Darminah dan
adiknya dipukul. Peristiwa tersebut dilakukannya tidak sepengetahuan pak
Sastra. Setiap hari kehidupan anak anak pak sastra semakin menyedihkan,apalagi
disaat pak Sastra berangakt ke kantor.ada saja kesalahan anak anaknya dan pada
akhirnya mereka mendapatkan pukulan dari ibu tiri tersebut.
Darmono
ingin pergi dari rumah Karena tidak kuatdengan kehidupan du rumah itu, dan
ingin menyusul ibu kandungnya. Di suatu pagi sebelum adzan mengumandang Darmono
pergi dari rumah yang ingin menyusul ibunya yang tempatnya tidak tau kemana.
Darmono pergi dengan pamit kepada kakaknya Darminah dan dibekali sebungkus
nasi. Setelah beberapa hari tidak pulang, pak Sastra merasa kehilangan Darmono
dan menanyakan kepada Darminah. Dan Darminah pun mengatakan bahwa Darmono sudah
pergi dari rumah.
Hari
haripun dilalui tanpa suara dan tingkah laku dari Darmono di keluarga tersebut.
Disuatu hari Pakdhe dan Budhe nya Darminah yang pekerjaannya sebagai menteri
perpajakan di daerah Makassar datang ke rumah, itu pun hanya satu hari saja.
Kedatangan mereka dimanfaatkan Darminah untuk menceritakan keluh kesahnya
penderitaan dia dengan adik adiknya. Setelah menginap satu hari,Pakdhe dan
Budhe nya kembali ke Makassar. Tetapi mereka ingin membawa Darmini dan
Darmanto, pak Sastra pun tidak rela kalau anaknya dibawa.etelah berunding lama
akhirnya Darmini dan Darmanto dibawa oleh Pakdhe dan Budhe nya.tetapi Darmanto
akan dititipkan bersama Pakdhe nya yang ada di Bandung yang tidak lain adalah
pak Wiro.
Setelah
Darminah menginjak SMP dan tidak lulus
ujian, keinginan ayahnya agar tidak melanjutkan sekolahnya lagi. Keinginan ibu
tiri nya agar Darminah menikah dengan Parjono, dia seorang duda. Anak seorang
pedagang kayu yang kaya raya yaitu pak Jayakartika. Setelah satu harimendengar
kabar tersebut, Darminah pergi ke pasar tiba tiba dia bertemu dengan mantan
pembantunya dahulu( mbok nom ). Tidak lama dari pasar Darminah diajak ke rumah
mbok nom dan disana Darmninah bertemu dengan Akhmadi yang tidak lain adalah
kekasihnya. Kemudian Darminah menceritakan semua yang ada dipikirannya termasuk
soal perjodohannya itu. Yang pada akhirnya Akhmadi dapat menenangkan hati
Darminah karena peristiwa perjodohan itu.
Setelah
lima belas tahun berjalan, dsarmanto dengan Sundari mencoba mencari rumahnya
dahulu. Darmanto pun pergi ke Wirosari menaiki mobil jeep. Ketemulah rumah yang
dulu ditinggalinya bersama keluarganya dulu. Darmanto bertemu dengan pemilik
rumah tetapi bukan ayahnya, melainkan orang lain.orang tersebut memberitahukan
kepada Gunawicara yang dulu tetangganya Pak Sastra. Dan Gunawicara mencerikan
semua kejadian bahwa rumah tersebut telah dibeli oleh pak Martasanjaya.
Gunawicara
memberitahu Darmanto kalau Ayahnya telah pindah bersam kakaknya Darminah ke
AMadiun mengikuti suaminya yaitu Akhmadi. Karena kehidupannya selalu pindah
terkadang di Bojonegara, solo dan pada akhirnya pindah di Purwodadi yang
tepatnya di jalan Getas. Setelah lam mencari cari akhirnya Darmanto berhenti
didepan rumah dan menghampiri rumah tersebut. Dimana Darmanto bertemu dengan
Darminah dan ayahnya pak Sastra. Tak lama kemudian Akhmadi keluar dari kamar
dan menghampiri Darmanto.
Lama
lama mengobrol, ternyata Darmanto mendengar adanya penculikan di Semarang dan
ingin membantu menuntaskan peristiwa tersebut bersama Akhmadi. Suatu hari
Sukandar, sopir dari Inspektur Akhmadi disuruh untuk mencari informasi tentang
penjahat tersbut. Sukandar tibalah dia disebuah desa dan dia bertemu dengan
seorang abah keturunan cina yang bernama Babah Dengkek. Karena kecurigaannya
terhadap babah sukandar ditugaskan mengnyamar menjadi pembantu babah tersebut.
Suatu
ketika Sukandar masuk kamar babah, tiba tiba dia menemukan lemari yang
berisikan kotak yang terkunci. Dimana isi kotak itu adalah barang barang
berharga seperti kalung, gelang mas.seperti yang dicertakan oleh masyarakat
tentang kasus pencurian yang telah terjadi. Segera mengetahui itu Sukandar memberitahukan
kepada Akhmadi. Dan babah dengkek ditangkap dengan dua orang yang menjadi
penadahnya.setelah diintrogasi kedua penadah itu mengaku kalau pimpinannya
adalah Sundoro. Yang tidak lain adalah kakak dari Sundari.
Setelah
beberapa hari, Akhmadi mendapat berita dari Sukandar kalau ada rumah kecil di
tengah hutan yang jauh dari pedesaan. Rumah tersebut dihuni oleh Kartobelong
menurut pak lurah Geneng Sari. Beberapa hari mengintai rumah Kartobelong
Akhmadi melihat ada dua orang yang mencurigakan sedang berbicara dengan
Kartobelong. Kartobelong dan dua orang tersebut pergi dan menghilang tanpa
jejak, dan dicaripun tidak ketemu. Dan suatu hari Akhmadi ,Kandar dan Kardi
memeriksa kembali jalan jaln yang dilintasi oleh dua orang tersebut. Lama
mencari ada sebuah jalan setapak yang ditutupi rerumputan lebat. Setelah menyusuri
dua ratus meter, jalan tersebut buntu. Dan tiba tiba Kardi ingin keluar dadi
jalan tersebut, ia melihat ada rumah kecil yang dijaga ketat oleh dua orang
dimana letaknya ditengah tengah hutan.
Kemudian
Inspektur Akhmadi membagi tugas, kardi mendapatkan tugas untuk mengawasi rumah
tersebut sedangkan Kandar mendapatkan tugas mengawasi rumah Kartobelong.
Sementara Akhmadi menuju ke kelurahan untuk mencari bantuan. Sesampainya di
pendhopo dia bertemu dengan Inspektur Yoyok dan pak lurah. Kemudian Akhmadi memberitahukan
keadaan dirumah tersebut kepada pak lurah dan Inspektur Yoyok. Segeralah
Akhmadi dan Yoyok serta anak buahnya menuju tempat yang dijaga dua orang
tersebut. Sesampainya ditempat Inspektur Akhmadi Dan Inspektur Yoyok memulai
penggrebegan. Tak lama kemudian Sundoro muncul dan berkelahi dengan Akhmadi.
Dengan sengaja Sundoro ingin menusuk Akhmadi dengan pisaunya, tiba tiba
Sukandar menembak Sundoro dan Sundoro pun meninggal ditempat.
Setelah
kejadian tersebut Darmanto dan ayahnya bertemu di rumahnya Darminah membahas
kelanjutan hubunagnnya dengan Sundari. Darmanto ditanya oleh Ayahnya Darmanto
setuju untuk menikahi dan segera melamar Sundari. Keesokan harinya Akhmadi
pergi menjemput Inspektur Yoyok dan Naniek yang akan kembali ke Semarang dimana
mereka sebelum kembali ingin mampir ke rumah Akhmadi. Beberapa saat kemudian
terdengar suara kereta kuda dari luar rumah Darminah, tidak lain adalah Sundari
dan ibunya. Setelah samapai didepan pintu Darminah terkejut bahwa ibunya
Sundari adalah ibu kandung Darminah yang pergi selama belasan tahun. Disana
suasana tangis sedih senang menjadi satu. Setelah pak Sastra keluar dari kamar
sesudah sholat dan wiridan.
Setelah
lam menunggu, Akhmadi dating bersama Inspektur Yoyok dan Naniek. Yoyok pun terkejut setelah bertemu dengan Darminah
karena Inspektur Yoyok tidak lain adalah Darmono dan Naniek adalah Darmini. Dan
suasana haru dan tangis bahagia menghiasi keluarga tersebut. Setelah beberapa
jam mengobrol akhirnya pernikahan Darmanto dengan Sundari dibatalkan karena
Sundari anak dari ibu kandung Darmanto yang tidak lain adik tirinya sendiri
yang berbeda ayah. Ceritapun dilanjut dengan kisah keluh derita Darmono ketika
kabur dari rumah dimana ia sempat ditolong oleh pak DImin, sesekali jadi
penjual jamu dan tinggal di rumah pondokan hingga menjadi seorang inspektur
polisi. Dan pada akhirnya keluarga pak Sastra berkumpul dan suasana menjadi
tentram dan bahagia.dimana Darmanto akan menikah dengan Sumarti.
UNSUR UNSUR INTRINSIK :
·
Tema
Dalam novel diatas bercerita tentang
keluarga yang mengalami cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi pada
akhirnya keluarga tersebut bisa berkumpul kembalai dan hidup bahagia.
Bertemakan ,kehidupan sosial dalam
keluarga
·
Penokohan
Utama : Pak Sastra
__perwatakan : baik, sabar, pengertian
Bu Sastra ___perwatakan : tidak
sabar,ingin menang sendiri
Darminah___perwatakan : baik hati, sabar, pengertian,penyayang
Darmono____perwatakan : pemberani,
tegas
Darmini_____perwatakan : baik
hati,sabar
Darmanto____perwatakan :
tegas,sopan santun
Pembantu : mbok nom :
baik hati, sabar,pengertian
Akhmadi : baik hati, setia , pemberani ,tegas
Pak Dimin : baik hati, welas
asih
Dimin : baik hati, pekerja keras, setia kawan
Gunawicara : baik hati
Martasanjaya : baik hati
Babah dengkek : licik,
jahat, pembohong
Sukandar : baik hati, setia, welas asih,
tegas ,disiplin
Sukardi : pemberani
Sumarti : baik hati
Pak lurah : tegas, disiplin
Sundari : baik hati, sabar,
penyanyang
Kartobelong : licik, jahat
Mbok Diyah : jahat,pelit
Lawan : Istri muda pak
Sastra : jahat, keji
Sundoro : licik, pembohong, jahat
·
Sudut
pandang
Dalm novel tersebut
penulis tidak ikut campur dalam peristiwa di dalamnya.
Atau hanya menggunakan penokohan
orang ketiga dan penulis disini hanya menceritakan kisah dari orang lain dan
serba tahu dalam setiap peristiwa.
·
Setting/tempat
Pasar : waktu pagi
,,,suasana ; ramai
Rumah pak Sastra : pagi
ramai,senang
Sore : sunyi,
tenang
Malam : hening
Dapur,kamar dan ruang
tamu
Rumahnya mbok nom :
siang hari ,,, tenang
Jalan Serang, Purwodadi
:malam : sepi
Pondokan ,,,pensiunan
jalan serang,,malam,,,sepi,,hujan deras
Wirosari
,,pagi,,,ramai,sejuk
Kampung kranggan
siang,,ramai
Purwodadi,Jalan
getas,,,siang,,,ramai
Gubug,,desa
karangsari,,siang,,,ramai
Rumah babah
dengkek,;;kamar,,,pagi,siang malam,,sepi
Pinggiran
sungai,,,malam ,,,sunyi,sepi
Genengsari..siang,,,ramai,,
Genengssari,rumahnya
kartobelong,,malam,,,sunyi,sepi
Tengah hutan,,pagi
,,,sunyi,,,ramai,,,gemuruh
Rumahnya
Darminah,,,siang,,ramai,,sedih,,bahagia
Pendopo,,,siang,,,hening
Selo,,,
tegalan…sepi,hening,,hujan
Selo,,, gubug tengah
sawah,,,sepi
Gundhi,,,pasar,,,ramai,,,
Pati,,,ramai,,
Solo,,,rumah
sakit.hening
Solo,,, rumah yatim
muhamadyah,,,ramai
·
Alur/plot
dalam cerita novel
tersebut menggunakan alurmundur
karena peristiwa itu dimulai dengan
menceritakan kejadian ke masa lalu.
Sumber:
Novel Kumpule balung pisah Achmad Saerozi A. M.
http//syukronituaku.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment