LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan Modal
Dasar Pembangunan Nasional, kemajuan Negara akan ditentukan oleh kwalitas
pendididkan suatu bangsa, artinya bahwa
pendidikan menempati peran penting dalam
mecerdaskan kehidupan bangsa. Satu dimensi, bahwa pendidikan merupakan hak
dasar bagi setiap individu sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Maka
pendidikan mau tidak mau, tidak boleh
tidak harus ditempatkan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi.
Perhatian pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pendidikan
jika dilihat dari segi kuantitas sudah dinilai cukup. Namun sebagian besar
masyarakat menilai bahwa pendidikan kita
ini mahal. Hitungan mahal bukan hanya dinilai karena besaran biaya yang
dikeluarkan oleh masyarakat, tetapi karena atas dasar perbandingan out put pendidikan, yang apabila dikomparasikan dengan kwalitas, mengunakan parameter dinamika dan
dinamisasi IPTEK maka dinilainya rendah.
Dasar yang dipakai sebagai alat ukur oleh masyarakat adalah keluaran
pendidikan kita belum mampu mencetak anak didik sesuai dengan harapan
masyarakat, yaitu anak yang cerdas, kritis, dan berpikir secara obyektif.
Tetapi ironisnya sebagian
besar masyarakat menetapkan parameter
keberhasilan pendidikan dengan pekerjaan.
“Anak lulus sekolah dan mendapatkan
pekerjaan”artinya pendidikan kita hanya sebagai TENAGA KERJA/BURUH, tidak untuk
mencetak tenaga ahli, dan jiwa Enterprenour, dan ini didukung oleh sistem
pendidikan kita. Sistem pendidikan kita mendukung anak didik kita hanya untuk
mencari pekerjaan, bukan untuk menciptakan pekerjaan. Sebagian besar masyarakat
dan pejabat pemerintahpun juga berpikir
bahwa sekolah hanya diperuntukkan untuk mendapatkan pekerjaan, bukan untuk
berkarya mengembangkan kapasitas potensi diri yang diperoleh dari pendidikan
formal di sekolah.
Kebiasaan hidup yang
formalistis, Pendidikan formal berdampak
pada pola pikir anak, bahwa yang namanya belajar adalah di sekolah, diluar
sekolah seolah olah anak tidak memiliki beban untuk belajar, sementara pengetahuan tidak hanya didapat
dari meja belajar atau kursi kuliah. Bahasa
ini bukan bertujuan untuk memvonis bahwa pendidikan formal adalah jelek atau
tidak penting. Tetapi bahasa ini dimaksud sebagai pemacu pola pikir anak
bahwa belajar berada dimanapun dan kapanpun, dan tidak terbatasi karena RUANG FORMAL maupun INFORMAL.
Metodologi belajar mengajar
kita umumnya masih mengembangkan pendidikan yang berkapasitas intelegensi, atau
mendewa dewakan otak. Sementara untuk membentuk generasi cerdas, cekatan,
mumpuni, kritis dan obyektif perlu optimalisasi kapasitas potensi diri yang
terkandung pada setiap individu. Emosi,
spritual dan fisik tidak dianggap
sebagai satu kesatuan instrumen dalam mencerdaskan intelegensi. Banyak anak dan
orang tua yang belum mampu memahami potensi diri mereka, dan bahkan stake holder
pendidikan disekolahpun belum banyak yang memahami dan mau mengenal dirinya
sendiri secara utuh, sehingga tidak terbangun prinsip prinsip pada setiap
individu (budaya ikut ikutan). Inilah yang mengakibatkan keluaran pendidikan
kita dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi belum mampu berpikir cerdas
dan obyektif.
Pada
penulisan makalah ini penulis mengambil sempel pendidikan yang ada di salah
satu daerah yang ada di Boyolali yang
mengembangkan pendidikan komunitas di SMP Alternatif Setyo Tunggal.
A. RUMUSAN MASALAH
Dikarenakan kajian mengenai Pengembangan Sekolah Komunitas sangatlah
meluas cakupannya, maka penulis hanya bisa memaparkan pengatasan masalah yang
di hadapi oleh salah satu SMP Alternatif di Boyolali yang mengembangkan sistem
Sekolah Alternatif. Dan penulis juga membatasi dalam rumusan masalah dengan
tujuan pembahasan yang di kaji tidak terlalu banyak bahasanya, tetapi penulis
ingin memaparkan pembahasanya dengan kemampuan dari penulis sendiri. Adapun
rumusan masalah tersebut sebagai berikut :
- SMP Alternatif Setyo Tunggal
- Pendidikan adalah masalah bersama
- Pendidikan adalah hak dasar bagi setiap individu.
- Sistem pendidikan yang belum mampu menjawab tuntutan dinamisasi sosial, iptek, ekonomi, dan politik.
- Methodologi pengajaran dan kapasitas stake holder pendidikan serta pengenalan diri dan penggalian potensi diri secara utuh yang belum optimal.
- Soft ware dan Hard ware pendidikan sangat terbatas.
B. TUJUAN MENULIS
Tujuan dari penulisan ini adalah
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah.
- Untuk Mengetahui Pengembangan Sekolah komunitas.
C. MANFAAT PENULISAN
Dengan tulisan ini semoga bermanfaat bagi :
- Mahasiswa yang ingin mengetahui dan menggali tentang Pendidikan Alternatif.
- Sebagai bahan bacaan bagi rekan seperguruan.
- Sebagai risensi untuk umum yang ingin mengetahui dan menggali model pendidikan Alternatif yang berbasis komunitas.
BAB III
PEMBAHASAN
1. SMP Alternatif Setyo Tunggal
Sekolah Komunitas tersebut
bernama Sekolah Komunitas SMP Terbuka Mandiri Setyo Tunggal, bertempat di Dukuh
Tompak Desa Tarubatang Kecamatan Selo.
Sekolah tersebut didirikan
atas inisiatif antara, Paguyuban Tani, NGO bersama masyarakat, yang berdiri
Pada Bulan Juni 2005 Berdirinya Sekolah
komunitas tersebut dilatar belakangi karena beberapa faktor kendala masyarakat
sekitarnya diantaranya faktor kemiskinan, atau tingkat ekonomi masyarakat yang
masih rendah sehingga cenderung masyarakat tersebut tidak berani menyekolahkan
anak mereka sampai tingkattan SMP. Jarak rumah mereka yang sangat jauh dari
akses pendidikan dan tidak adanya sarana transportrasi, Colt Station ataupun
Bus pedesaan. Tingkat lulusan Sekolah Dasar yang tinggi yang tidak melanjutkan
sekolah diatasnya, disebakkan kesadaran
masyarakat terhadap pendidikan sangat
rendah. Keprihatinan dan Kepedulian Pendidikan oleh Generasi Muda masyarkat sekitar.
2.
Pendidikan Adalah Masalah Bersama
Pendidikan adalah masalah
bangsa, yang mau tidak mau harus menjadi masalah kita bersama, artinya
pendidikan bukan menjadi milik pemerintah saja, atau milik rakyat saja. Dan
kewajiban atas pendidikan dalam pemenuhan bukan hanya menjadi kewajiban rakyat
atau pemerintah saja melain menjadi masalah, hak, dan kewajiban bersama. Maka
pengatasannya harus melibatkan dari berbagai elemen struktural maupun kultural.
Sementara ditingkatan struktural maupun kultural pendidikan masih ditempatkan
sebagai alat kelengkapan formalitas, belum dijadikan sebagai bagian dari
kebutuhan hidup. Hal ini akan berdampak terhadap kwalitas keluaran pendidikan
kita.
Mengingat pentingnya
pendidikan bagi kehidupan masa depan bangsa dan generasi muda, maka perlu
dicari suatu sistem pendidikan yang mampu menjawab tuntutan dinamisasi
pendidikan/IPTEK, sosial, ekonomi, politik dan yang lainnya. Empat hal tersebut
merupakan permasalahan yang sangat
dinamis, yang mengharuskan kita untuk mampu menghadapi dan mengatasinya.
3.
Pendidikan Adalah Hak Dasar Setiap
Individu
Pendidikan adalah hak dasar
bagi setiap warga Negara. Artinya setiap individu berhak untuk memperolehnya,
terlepas dari kondisi ekonomi mampu atau tidak mampu. Sementara masih banyak
generasi kita belum mendapatkan hak tersebut, karena dilatar belakangi kondisi
ekonomi. Dan biaya pendidikan dirasa oleh masyarakat sangat mahal. Pemerintah dalam mengalokasikan biaya
pendidikan masih terbatas pada biaya dasar, artinya BOS yang diberikan oleh
pemerintah masih terbatas untuk biaya pemenuhan perlengkapan seperti kapur,
tambahan kesejahteraan guru Sumbangan pendidikan dan kebutuhan lain dalam
kapasitas formal, dan biaya ini baru saja didapatkan oleh anak didik, sementara
biaya pendidikan untuk memenuhi tuntutan kwalitas dalam mengembangkan potensi
(kompetensi) diri sangat tinggi, seperti biaya penelitian, biaya praktek, dan
biaya operasional lainnya cukup besar.
Sungguh berat memang jika
pendidikan harus kita konsepkan untuk menghadapi dinamika sosial, politik.
Ekonomi, IPTEK secara maksimal, karena
dinamika ini sangat dinamis sekali.
Sementara pendidikan kita jika dihadapkan dengan dinamisasi IPTEK saja masih
jauh, dan jika kita memenuhi tuntutan empat dinamika tersebut secara maksimal sungguh sangat
berat. Tetapi paling tidak pendidikan
kita mampu memberikan kontribusi terhadap pemenuhan dasar dalam
menhadapi 4 tuntutan dinamika tersebut.
4.
Methodologi Pengajaran Dan Kapasitas Stake
Holder Pendidikan Serta Pengenalan Diri Dan
Penggalian Potensi Diri Secara Utuh Yang Belum Optimal
Management, Mekanisme dan
methodologi pengajaran merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Ketidak berhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tiga unsur
tersebut. Kesemuanya ini akan didapat out put maksimal jika management mampu
menyelaraskan methodologi pengajaran yang sesuai dengan harapan siswa, yaitu
dengan menerapkan Metode Pendidikan
Integrasi Potensi Berkeseimbangan. Adalah
dengan mengintegrasikan kapasitas Intelegensi, Emosi, Spiritual Dan
Fisik Siswa diberikan kebebasan berekspresi
dalam mengembangkan pemikirannya, emosinya maupun spirtualnya dan guru
berkapasitas menjadi fasilitator. Disamping itu siswa harus diajak untuk
memahami Kapasitas Dan Potensi Dirinya Dan Dalam Pengembangannya. Pengenalan
terhadap diri pada tiap individu adalah merupakan hal yang harus dilakukan, dan
hal ini akan menjadi dasar dalam memaneg diri, sehingga nantinya siswa tahu dan
sadar terhadap apa yang akan dilakukan. Proses pendewasaan diri akan terus
dikembangkan oleh anak itu sendiri tanpa harus diarah arahkan dan
dipagar-pagari terlalu ketat, sehingga mereka
mampu menempatkan diri.
Integrasi Pendidikan, Nilai
dan Ekonomi merupakan usaha menjadikan
anak didik mandiri, minimal mampu
mengatasi kebutuhannya sendiri dalam memenuhi tuntutan kompetensi dan
memaksimalkan potensi diri, serta budi pakerti
dengan membangun Habit ( kebiasaan) .
Simpulan dan Saran
A.
Simpulan
Model pembelajaran yang di
kembangkan oleh SMP Alteratif Setyo Tunggal. Sangatlah sudah membatu sedikit
masyarakat yang berekonomi rendah. Sekolah komunitas tersebut pada intinya
mengembangkan Metode Pendidikan Integrasi Potensi Berkeseimbangan. Adalah dengan mengintegrasikan kapasitas Intelegensi,
Emosi, Spiritual Dan Fisik, Siswa diberikan kebebasan berekspresi dalam mengembangkan pemikirannya,
emosinya maupun spirtualnya dan guru berkapasitas menjadi fasilitator.
B.
Saran
Di harapkan setiap sekolah
mengembangkan methode Pendidikan Integrasi Potensi Berkeseimbangan. Adalah dengan mengintegrasikan kapasitas Intelegensi,
Emosi, Spiritual Dan Fisik, agar setiap
siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri konsep dan menumbuhkan serta
mengembangkan sikap dan prestasi yang ingin di capai.
DAFTAR PUSTAKA
Menurut Jery Mintz, 1994. Pendidikan Alternatif.
London Alternative
Education http://www.wahidinstitute.org/v1/Programs/Detail/?id=161/hl=id/Pendidikan_Alternatif_Memberi_Warna_Baru
http//www.syukronituaku.blogspot.com