Facebook Twitter RSS Feed
Powered by Blogger.

SUB SUB bagian dari RPP




TUGAS KULIAH
SUB BAB
NGRANCANG PAPAN TANDUR KANGGO PEKARANGAN CIYUT














Di Susun Oleh
           Nama   : Sukroni
Nim     : 1050900316




UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUISANTARA
SUKOHARJO
2011



Sub Bab Micara/gineman

  1. Kompetensi dasar
a.      Bercerita
b.      Nembang

  1. Standar kompetensi/ indikator
a.      Menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan gambar pilihan kata yang menarik dan sesuai
b.      Menembangkan macapat

  1. Penjelasan awal
a.      Karya Sastra
Karya sastra adalah salah satu wujud kebudayaan, dan hasil dari kreatifitas manusia baik secara tertulis maupun lisan. Karya sastra tertulis misalnya prosa, puisi, cerpen, cerbung dan lain-lain. Adapun karya sastra lisan adalah karya sastra yang diwariskan turun temurun secara lisan, salah satu jenis karya sastra lisan adalah cerita rakyat. Fakta bahwa cerita lisan merupakan salah satu hasil kebudayaan adalah cerita lisan tidak bisa lepas dari masyarakat pendukungnya yang selalu senantiasa melestarikannya dari waktu ke waktu, karena kebudayaan yang mereka ciptakan mampu memberi suatu kepuasan tersendiri baik secara langsung maupun tidak langsung. Cerita lisan sebagai bagian dari folklor merupakan bagian persediaan cerita yang telah mengenal huruf atau belum. Perbedaannya dengan sastra tulis yaitu sastra lisan tidak mempunyai naskah, jikapun sastra lisan dituliskan, naskah itu hanyalah merupakan catatan dari sastra lisan itu, misalnya mengenai gunanya dan perilaku yang menyertainya.(Elli Konggas Maranda, dalam Yus Rusyana 1981 : 10)
b.       Cerita rakyat adalah suatu karya sastra yang lahir dan berkembang dalam masyarakat tradisional dan disebarkan dalam bentuk relatif tetap, atau dalam bentuk baku disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang lama. (James Danandjaja, 1984
c.       Mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta  dianggap suci oleh yang empunya cerita, ditokohi oleh para dewa atau mahkluk setengah dewa (Bascom dalam James Danandjaja, 1984: 2). Manusia dalam hidupnya akan selalu berhadapan dengan berbagai kejadian yang terjadi di alam sekitarnya. Banyak hal yang sukar dipercayai berlakunya, tetapi bagi penganutnya begitu mempercayai suatu mitos (Umar Yunus, 1981: 94)
Mitos adalah suatu cerita yang benar dan menjadi milik mereka yang paling berharga, karena merupakan suatu yang suci, bermakna dan menjadi contoh model bagi tindakan manusia. Mitos bukan hanya merupakan pemikiran intelektual dan hasil logika, tetapi terlebih dulu merupakan orientasi spiritual dan mental yang berhubungan dengan Illahi (Hari Susanto, 1987: 91)
Mitos adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan pesan berkenaan dengan masa lalu, ide, ingatan, dan kenangan atau keputusan yang diyakini (Barthes, 1981: 193).  Menurut Van peursen mitos berpijak pada fungsi mitos tersebut dalam kehidupan manusia. Mitos bukan sekedar cerita mengenai kehidupan dewa-dewa, namun mitos merupakan cerita yang mampu memberikan arah dan pedoman tingkah laku manusia sehingga bisa bersikap bijaksana (Van Peursen, 1976: 42)
Keberadaan mitos dapat memberi suatu pengetahuan, bagaimana masyarakat penganutnya, menghadapi kehidupan dengan keyakinan yang mereka percayai, menjadikan mitos sesuatu yang sangat penting, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka, karena mereka percaya mitos tersebut memberi kegunaan dan manfaat bagi kehidupan

  1. Contoh teks Cerita Pengalaman

NGRANCANG PAPAN TANDUR
KANGGO PEKARANGAN CIYUT

            Saiki lumrahe pekarangan omah iku ciyut, apa maneh ing kutha. Malah tarkhadang ora duwe latar utawa menawa duwe amung pas-pasan wae. Pancen ora mokal jalaran rega omah saiki dhuwur banget.
            Kanggone wong sing kulina nenandur bab kaya ing duwur iku ndadekake perkara. Kepingin nedya nenandur naging ora nduwe papan. Mula banjur ana reka daya kepriye carane bisa ngecakake papan sing ciyut iku. Reka daya iku uwuh sawise maca kala warti basa jawa, yaiku kanthi nggiunakake pralon, empring utawa pot. Pralon utawa pring di bolongi nuli di iseni lemah lan di selehke miturut rancangane. Biisa vertical bisa horisontal. Sawise sumadya kabeh lagi di tanduri.
            Sing paling gampang menawa piranti kang di gunakake pot. Pot  bisa di selehake ing gantungan tali utawa ing rak saka kayu. Yen digatung becike milih pot sing entheng lan ora perlu gedhe-gedhe. Ananging yen di selehake ing rak bisa golek pot kang cocog karo papan rake.
            Rancangan kaya mengkono iku bisa nuwuhake asli dhobel. Sing kapisan bisa diarep asile. Dene kaloro bisa kanggo hiasan kang bisa nambahi asrining omah, sanajan mankono rancangan iki gampang di lakoni para siswa.
Kapethik saka buku Warti  Basa Jawa Edisi 145.



Sumber Referensi

Basa Jawa Kelas VII Semester Genap TIM KKG Kabupaten Boyolali. 2005

0 comments:

Post a Comment