TUGAS KULIAH
SUB BAB
NGRANCANG PAPAN TANDUR
KANGGO PEKARANGAN CIYUT
Di Susun Oleh
Nama : Sukroni
Nim : 1050900316
UNIVERSITAS VETERAN
BANGUN NUISANTARA
SUKOHARJO
2011
Sub Bab Micara/gineman
- Kompetensi dasar
a.
Bercerita
b.
Nembang
- Standar kompetensi/ indikator
a.
Menceritakan
pengalaman yang paling mengesankan dengan gambar pilihan kata yang menarik dan
sesuai
b.
Menembangkan
macapat
- Penjelasan awal
a.
Karya
Sastra
Karya
sastra adalah salah satu wujud kebudayaan, dan hasil dari kreatifitas manusia
baik secara tertulis maupun lisan. Karya sastra tertulis misalnya prosa, puisi,
cerpen, cerbung dan lain-lain. Adapun karya sastra lisan adalah karya sastra
yang diwariskan turun temurun secara lisan, salah satu jenis karya sastra lisan
adalah cerita rakyat. Fakta bahwa cerita lisan merupakan salah satu hasil
kebudayaan adalah cerita lisan tidak bisa lepas dari masyarakat pendukungnya
yang selalu senantiasa melestarikannya dari waktu ke waktu, karena kebudayaan
yang mereka ciptakan mampu memberi suatu kepuasan tersendiri baik secara
langsung maupun tidak langsung. Cerita
lisan sebagai bagian dari folklor merupakan bagian persediaan cerita yang telah
mengenal huruf atau belum. Perbedaannya dengan sastra tulis yaitu sastra lisan
tidak mempunyai naskah, jikapun sastra lisan dituliskan, naskah itu hanyalah
merupakan catatan dari sastra lisan itu, misalnya mengenai gunanya dan perilaku
yang menyertainya.(Elli Konggas Maranda, dalam Yus Rusyana 1981 : 10)
b. Cerita rakyat adalah suatu karya sastra yang
lahir dan berkembang dalam masyarakat tradisional dan disebarkan dalam bentuk
relatif tetap, atau dalam bentuk baku disebarkan diantara kolektif tertentu
dalam waktu yang lama. (James Danandjaja, 1984
c.
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar
terjadi serta dianggap suci oleh yang
empunya cerita, ditokohi oleh para dewa atau mahkluk setengah dewa (Bascom
dalam James Danandjaja, 1984: 2). Manusia dalam
hidupnya akan selalu berhadapan dengan berbagai kejadian yang terjadi di alam sekitarnya.
Banyak hal yang sukar dipercayai berlakunya, tetapi bagi penganutnya begitu
mempercayai suatu mitos (Umar Yunus, 1981: 94)
Mitos
adalah suatu cerita yang benar dan menjadi milik mereka yang paling berharga,
karena merupakan suatu yang suci, bermakna dan menjadi contoh model bagi
tindakan manusia. Mitos bukan hanya merupakan pemikiran intelektual dan hasil
logika, tetapi terlebih dulu merupakan orientasi spiritual dan mental yang
berhubungan dengan Illahi (Hari Susanto, 1987: 91)
Mitos
adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan pesan berkenaan dengan masa
lalu, ide, ingatan, dan kenangan atau keputusan yang diyakini (Barthes, 1981:
193). Menurut Van peursen mitos berpijak
pada fungsi mitos tersebut dalam kehidupan manusia. Mitos bukan sekedar cerita
mengenai kehidupan dewa-dewa, namun mitos merupakan cerita yang mampu
memberikan arah dan pedoman tingkah laku manusia sehingga bisa bersikap
bijaksana (Van Peursen, 1976: 42)
Keberadaan
mitos dapat memberi suatu pengetahuan, bagaimana masyarakat penganutnya,
menghadapi kehidupan dengan keyakinan yang mereka percayai, menjadikan mitos
sesuatu yang sangat penting, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka,
karena mereka percaya mitos tersebut memberi kegunaan dan manfaat bagi
kehidupan
- Contoh teks Cerita Pengalaman
NGRANCANG PAPAN TANDUR
KANGGO PEKARANGAN CIYUT
Saiki lumrahe pekarangan omah iku
ciyut, apa maneh ing kutha. Malah tarkhadang ora duwe latar utawa menawa duwe
amung pas-pasan wae. Pancen ora mokal jalaran rega omah saiki dhuwur banget.
Kanggone wong sing kulina nenandur
bab kaya ing duwur iku ndadekake perkara. Kepingin nedya nenandur naging ora
nduwe papan. Mula banjur ana reka daya kepriye carane bisa ngecakake papan sing
ciyut iku. Reka daya iku uwuh sawise maca kala warti basa jawa, yaiku kanthi
nggiunakake pralon, empring utawa pot. Pralon utawa pring di bolongi nuli di
iseni lemah lan di selehke miturut rancangane. Biisa vertical bisa horisontal.
Sawise sumadya kabeh lagi di tanduri.
Sing paling gampang menawa piranti
kang di gunakake pot. Pot bisa di
selehake ing gantungan tali utawa ing rak saka kayu. Yen digatung becike milih
pot sing entheng lan ora perlu gedhe-gedhe. Ananging yen di selehake ing rak
bisa golek pot kang cocog karo papan rake.
Rancangan kaya mengkono iku bisa
nuwuhake asli dhobel. Sing kapisan bisa diarep asile. Dene kaloro bisa kanggo
hiasan kang bisa nambahi asrining omah, sanajan mankono rancangan iki gampang
di lakoni para siswa.
Kapethik saka buku Warti Basa Jawa Edisi 145.
Sumber Referensi
Basa Jawa Kelas VII Semester Genap TIM KKG Kabupaten Boyolali. 2005
0 comments:
Post a Comment