Facebook Twitter RSS Feed
Powered by Blogger.

HURUF JAWA / FONT JAWA




?fiafini=put]ip]bu,
aut[me=tVsK=pinesTi,
tege[sautmsb/,
mRi=pnCbyni=ati,
tinmPnSuku/lnLil,
le[gow_tVs\ai=ati,
feni=:su[k]on\

 


Di adining putri prabu,
Utameng tyas kang pinesthi,
Tegese utama sabar,
Mring pancabayaning ati,
Tinampan sukur lan lila,
Legoweng tyas ing ati.

Terjemaahnya :
Seutama-utamannya  ya putri raja,
Utama hatinnya,
Artinnya sabar,
Terhadap lima hal yang merintangi hati,
Diterima dengan rasa syukur dan iklas,
Dengan berlapang hati  hingga ke budi
(dipetik dari:Sejarah Sastra Jawa klasik/purwadi/panjipustaka)

PENGERTIAN SEMANTIK



?suge=rwuh.suge=amirSni.

?[smaTik\



Kata SEMANTIK diturunkan dari bahasa yunani, yaitu semanian yang artinnya “bermakna” atau  “berarti”. Menurut aminudin (1988:15) semantik yang semula berasal dari bahasa yunani memiliki makna ‘to signify’ yang berarti memaknai. Sedangkan berdasarkan pendapat lyons (1971:1) menyatakan bahwa semantik pada umumnnya biasanya diartikan sebagai suatu studi tentang makna (semantiks is geenrally defined as the study of meaning). Hal senada juga disampaikan oleh F.R. Palmer dalam kutipannya : “semantiks is the technical term used to refer to the sudy of meaning and since meaning is part of language, semantiks is part of linguistics”
Semantik menelaah tentang lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain.[1] Lebih rinci menjelaskan bahwa semantik adalah cabang linguistik yang bertugas menelaah makna kata, bagaimana mula bukannya, bagaimana perkembanganya, dan siapa saja sebabnya terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa.
Semantik dalam pengertian sempit dibedakan atas dua pokok kebahasaan, yaitu teori referensi (detonasi,ekstensi) dan teori makna (konotasi, intensi).[2]
Rudolf canap membuat pembagian atas semantik deskriptif dan semantik murni. Semantik deskriptif merupakan penelitian empiris terhadap bahasa-bahasa alamiah, sedangkan semantik murni merupakan telaah anlistis terhadap bahasa-bahasa buatan (artifical language).[3]
Obyek studi semnatik adalah bahasa dengan berbagai komponen dan tatarannya. Komponen bahasa adalah leksikon atau kosa kata dari bahas atersebut; sedangkan tataran bahasa adala fonologi dan gramatika atau tata bahasa yang mencakup marfologi dan sintaksis. Dalam sintaksis juga lazim dibicarakan mengenai fungsi, kategori dan peran. Dengan demikian, dapat dikatakan meliputi seluruh komponen dan tataran analistis bahasa.


[1] Mulyono (1964:1)
[2] Sarwiji,2010:11
[3] Tarigan, 1986:5-6